Breaking News:

Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) Ungkap Alasan Terjadinya Batuk Meskipun Sudah Negatif Covid-19

Menurut Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) batuk karena alergi lebih sering terjadi pada anak yang memang memiliki kecenderungan alergi.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
lifestyle.kompas.com
ilustrasi seorang anak yang sedang batuk setelah terinfeksi COVID-19, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) jelaskan alasannya 

TRIBUNHEALTH.COM - Selama pandemi, masyarakat diimbau untuk berhati-hati.

Apabila memiliki riwayat infeksi COVID-19, maka kita harus memikirkan beberapa hal.

Namun bukan berarti semua hal tersebut berkaitan dengan COVID-19.

Baca juga: drg. Ummi Kalsum MH.Kes.,Sp.KG Jelaskan Cara Dokter Memberikan Edukasi dalam Menjaga Kesehatan Gigi

Ada sebagian anak yang masih mengalami batuk meskipun sudah dinyatakan negatif COVID-19.

Perlu diperhatikan jika batuk-batuk akibat alergi biasanya lebih banyak terjadi pada malam hari menjelang subuh.

ilustrasi batuk pada anak, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) sebut bisa disebabkan alergi
ilustrasi batuk pada anak, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) sebut bisa disebabkan alergi (Kompas.com)

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Dear Doctor edisi 27 Desember 2021.

Dokter menjelaskan jika biasanya batuk karena alergi lebih sering terjadi pada anak yang memang memiliki kecenderungan alergi.

Baca juga: drg. Ummi Kalsum, MH.Kes.,Sp.KG Sebut Perawatan Gigi dan Mulut Harus Jadi Prioritas Kesehatan

Misalnya pada aggota keluarga lainnya memiliki riwayat asma, rimitis alergi yang mana saat pagi hari sering pilek maupun batuk hingga bersih, bisa juga ada yang memiliki alergi seafood, dan anak sendiri kemungkinan memiliki riwayat dermatitis atopik dimana pipi kemerahan saat masih bayi.

Bisa juga disebabkan alergi akibat konsumsi susu sapi.

Dalam kasus seperti ini, orang tua mungkin bisa berpikir ke arah alergi.

ilustrasi anak yang mengalami batuk, simak penjelasan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K)
ilustrasi anak yang mengalami batuk, simak penjelasan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) (pixabay.com)
2 dari 2 halaman

Akan tetapi jika batuk yang dialami anak disertai demam, maka bisa saja terjadi adanya infeksi pada saluran pernafasan.

Namun tak sedikit orang tua yang menganggap anaknya mengalami long COVID-19.

Dokter menuturkan jika long COVID-19 bisa terjadi apabila anak tidak pernah benar-benar sembuh dari batuknya setelah terinfeksi COVID-19.

Setelah positif COVID-19, memang sebagian orang bisa mengalami long COVID-19.

Baca juga: Mengenal Tren Terbaru Perawatan Kecantikan dari Tali Pusar menurut dr. Angela Sandi, Sp. KK

Biasanya long COVID-19 terjadi sampai 12 minggu setelah infeksi COVID-19 sebelumnya.

Apabila setelah 12 minggu masih terjadi, maka perlu dilakukan pemeriksaan dengan baik apakah ada keluhan yang lain.

ilustrasi batuk pada anak, begini penjelasan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K)
ilustrasi batuk pada anak, begini penjelasan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) (Kompas.com)

Baca juga: Kenali Manfaat dari Perawatan Kecantikan Tali Pusar untuk Atasi Kulit yang Menua

Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Dear Doctor edisi 27 Desember 2021.

(Tribunhealth.com/Dhianti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comCovid-19long Covid-19BatukAlergiDr. dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A (K) Alprazolam
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved