TRIBUNHEALTH.COM - Jantung merupakan organ vital utama yang dapat mengakibatkan gangguan jika tidak dijaga kesehatannya.
Salah satu gangguan yang bisa terjadi ialah kelainan irama jantung atau disebut dengan aritmia jantung.
Aritmia jantung adalah kondisi detak jantung tidak normal.
Kelainan irama jantung ini merupakan kondisi jantung berdegup semakin kencang hingga berhenti, bisa pula detak jantung yang melambat bahkan memerlukan alat pacu jantung berdetak dan terjadi henti jantung.
Aritmia jantung scopenya termasuk sangat luas, yang memang terjadi pada orangtua.
Baca juga: dr. Cristine Sebelum Melakukan Botox Sangat Disarankan untuk Konsultasi dengan Dokter
Tak hanya pada orangtua saja, aritmia jantung juga bisa dialami sejak usia muda.
Terdapat dua jenis aritmia jantung antaralain:
- Supraventrikular (aritmia diserambi jantung)
- Ventrikel (aritmia dibilik jantung)
Berbicara mengenai aritmia jantung paling banyak yaitu fibrilasi atrium, sebagian besar terjadi pada orang lanjut usia.
Kasus aritmia ventrikular bisa terjadi pada mereka yang berusia muda.
Baca juga: Mengenal Cara Kerja dan Manfaat Botox yang Disampaikan oleh Dokter Kecantikan
Pada kasus fibrilasi atrium yang terjadi pada usia lanjut karena faktor degeneratif, atau faktor yang tidak bisa dihindari.
Terdapat juga faktor resiko antaralain hipertensi, gangguan katup jantung, dan penyakit jantung koroner memberi kontribusi untuk bisa terjadinya gangguan aritmia fibrilasi.
Pada seseorang yang masih berusia muda, sering tidak diketahui penyebab gangguan aritmia sehingga di dalam medis disebut dengan Idiopatik.
dr. Suni mengatakan bahwa kondisi ini tidak tepat apabila dikatakan sebagai penyakit bawaan, karena munculnya pada usia tertentu.
Misalnya mereka dengan denyut ekstra puncaknya pada usia 30-40 tahun.
Baca juga: Berbahayakah Natal Teeth pada Bayi Baru Lahir? Begini Penjelasan drg. Anastasia
Berikut merupakan tanda-tanda umum penderita aritmia jantung:
- Jantung berdebar (denyut jantung tidak beraturan atau jantung berdenyur cepat)
- Pusing hingga mengalami pingsan
- Cepat lelah
Aritmia yang terjadi pada usia lanjut, maka harus mengurangi faktor resiko yang membuat jantung lebih cepat muncul seperti:
- Darah tinggi
- Terjadinya jantung koroner
- Over training (olahraga secara berlebih)
Baca juga: drg. Anastasia Paparkan tentang Tumbuhnya Gigi pada Bayi yang Baru Lahir
Sementara aritmia yang terjadi pada usia muda, harus mengurangi faktor resiko yang bisa dilakukan adalah deteksi dini.
Deteksi yang paling mudah selain keluhan yang dirasakan seorang pasien adalah deteksi dengan meraba denyut nadi.
Ketika merasa denyut nadi menghilang, lebih cepat dari seharusnya, atau lebih lambat dari yang seharusnya maka perlu diwaspadai.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Sunu B Raharjo, Sp.JP. Seorang dokter spesialis jantung, konsultan aritmia pusat jantung Nasional RS Harapan Kita . Sabtu (2/10/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)