Breaking News:

Asma Diakibatkan Peradangan yang Mempersempit Saluran Pernapasan dan Sulit Bernapas Lega

Asma merupakan penyakit yang ditandai dengan peradangan dan penyepitan saluran pernapasan. Asma menyebabkan penderitanya merasa sesak

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
freepik.com
ilustrasi seseorang yang mengalami sesak nafas 

TRIBUNHEALTH.COM - Asma ialah jenis penyakit yang ditandai dengan adanya penyempitan dan peradangan saluran pernapasan yang mengakibatkan sulit bernafas.

Selain membuat penderitanya sulit bernafas, asma bisa menimbulkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada.

Penderita asma memiliki saluran pernafasan yang lebih sensitif dibandingkan dengan orang tanpa asma.

Ketika paru-paru teriritasi pemicu seperti asap rokok, bulu binatang, debu, aktivitas fisik, infeksi virus, udara dingin dan paparan zat kimia, maka otot saluran pernafasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat salura pernafasan menyempit.

ilustrasi seseorang yang mengalami sesak nafas
ilustrasi seseorang yang mengalami sesak nafas (freepik.com)

Baca juga: Vertigo Terjadi karena Gangguan pada Sistem Keseimbangan Tubuh yang Ada di Dalam Telinga

Peradangan membuat sel di saluran pernapasan lebih banyak memproduksi lendir dari biasanya.

Lendir ini akan semakin mempersempit saluran pernapasan dan menyulitkan penderitanya untuk bernapas lega.

Sebagai suatu penyakit kronik, target terapi asma adalah untuk mempertahankan paru-paru dan mencegah serangan yang mengancam jiwa.

Salah satu penyakit penyerta yang sering menjadi pemicu serangan asma adalah penyakit saluran cerna.

Contoh penyakit saluran cerna yaitu saat asam lambung naik ke tenggorokan dan memicu serangan asma, sehingga saluran nafas mengecil dan muncul mengi.

Baca juga: Tak Hanya Makanan dan Minuman, Keracunan Bisa Disebabkan oleh Zat dan Obat yang Masuk ke Tubuh

Bisa dilakukan spirometri secara rutin, dan spirometri akan dievaluasi selama 3 bulan.

2 dari 2 halaman

Ketika tidak terjadi pandemi, dokter akan mengontrol dalam 3 bulan.

Jika kekontrolan baik, penggunaan obat yang relevan jarang, maka dokter bisa mengatur obat.

Namun, dijaman pandemi seperti sekarang yang bisa dilakukan adalah pemberian arus puncak espirasi dan bisa dilakukan oleh peronal device milik pasien.

APE (arus puncak espirasi) bisa diperiksa dirumah dan device tersebut milik pasien, sehingga tidak dipertukarkan dengan pasien lain.

Baca juga: drg. Nadia Yuniastuti Jelaskan Beberapa Penyebab Timbulnya Sariawan yang Perlu Dipahami

Dari hal tersebut dokter bisa menilai bagaimana derajat diameter saluran nafas melalui hasil arus puncak espirasi.

Apabila penderita asma juga mengalami kembung, maka memerlukan penata laksanaan khusus dan membutuhkan evaluasi.

Karena masalah kembung tidak bisa diatasi, maka bisa menyumbang peningkatan frekuensi serangan pada penderita asma.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Fariz Nurwidya Sp.P. Seorang dokter spesialis paru. Selasa (18/8/2020)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAsmagejala asmadr. Fariz Nurwidya Sp.P.Pengobatan asma
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved