TRIBUNHEALTH.COM - Selama pandemi seseorang yang mengalami depresi terus meningkat.
Kekhawatiran akan terinfeksi virus corona bisa menyebabkan seseorang mengalami depresi.
Terbatasnya kegiatan bekerja selama pandemi hingga pemberhentian pekerjaan menyebabkan sebagian orang mengalami kesulitan ekonomi.
Baca juga: dr. Melanie Rakhmi Mantu Jelaskan Syarat Anak Usia 6-11 Tahun yang Bisa Menerima Vaksin COVID-19
Kondisi ini memicu terjadinya depresi pada seseorang.
"Depresi pada dasarnya ialah seseorang yang mengalami pukulan yang tergolong berat dan di luar kemampuan daya tahan dirinya," ujar dr. Danardi Sosrosumihardjo.
Hal ini disampaikan oleh Psikiater, dr. Danardi Sosrosumihardjo yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat.
Ketika seseorang terpukul dan merasa tidak mampu untuk menghadapi besarnya beban yang ada dalam dirinya, maka akan muncul gejala depresi.
Gejala depresi bisa diawali dengan ketidakpercayaan seseorang saat terjangkit COVID-19.
Sehingga membuat seseorang menyangkal jika pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter salah.
Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin Sinovac untuk Anak Usia 6-11 Tahun, Simak Ulasan Selengkapnya
Seseorang mungkin berupaya untuk membela diri dan tidak percaya dengan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter.
Dokter menuturkan jika pasien bisa saja menyalahkan tenaga kesehatan jika pengambilan sampel yang dilakukan oleh tenaga kesehatan salah.
Sehingga menyebabkan penderita mulai marah dan menarik diri dari lingkungan serta enggan bersosialisasi.
Kemudian 3 gejala utama seperti sedih yang berkepanjangan sampai 14 hari, kehilangan energi dan kehilangan semangat serta kehilangan rasa gembira akan muncul.
Menurut dokter usia produktif selama pandemi rentan mengalami depresi.
Karena mengingat terdapat kewajiban dan tuntutan yang harus dipenuhi dan dijalani.
"Misalnya seperti seorang suami yang harus menghidupi istri, anak, dan keluarga lainnya yang kemudian akibat pandemi penghasilan menjadi menurun," pungkasnya.
Baca juga: Benarkah Rasa Nyeri saat Menstruasi Memengaruhi Kesuburan? Begini Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga
Selain usia produktif, usia anak-anak juga rentan mengalami depresi akibat terbatasnya aktivitas di luar ruangan seperti sekolah, bermain, dan kegiatan anak-anak pada umumnya.
Dimana yang sebelumnya anak-anak lebih banyak bersosialisasi, lebih banyak bermain dengan teman-temannya dan kemudian harus di kurung di dalam rumah orang tua.
Kondisi ini bisa menimbulkan kebosanan, kejenuhan hingga menimbulkan depresi.
Baca juga: Benarkah Gejala Peradangan Vagina Berupa Rasa Gatal Terbakar? Begini Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga
Penjelasan Psikiater, dr. Danardi Sosrosumihardjo dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 03 Maret 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.