TRIBUNHEALTH.COM - Para ilmuwan telah berhasil menggabungkan dua jenis obat kanker untuk mengobati tumor mematikan pada otak anak.
Penyakit tersebut dikenal sebagai Diffuse Intrinsik Pontine Glioma (DIPG).
Jenis tumor langka ini dapat tumbuh dengan cepat pada anak-anak.
Bahkan, tumor tersebut dapat bermutasi dan berevolusi untuk menolak pengobatan dengan obat tunggal, dilansir TribunHealth.com dari The Guardian, Jumat (5/11/2021).
Saat ini tidak ada obat untuk mengatasi dan banyak anak yang ditemukan menderita penyakit ini meninggal dalam hitungan bulan.
Baca juga: Studi Ungkap Wanita di Bawah 35 Tahun Paling Berisiko Alami Kanker Payudara Sekunder, Apa Itu?
Baca juga: Ini Beda Kanker Serviks dengan Kanker Ovarium, Berikut Penjelasan dr. Hervi Wiranti, Sp.OG

Sekarang tim ilmuwan dan dokter di Institute of Cancer Research (ICR), London, telah menemukan bahwa menggunakan obat kanker kulit dan obat kanker darah bersama-sama dapat efektif dalam memerangi DIPG.
Dalam jurnal Cancer Discovery, para ahli kanker menyebut penemuan ini menjanjikan.
Prof Chris Jones, seorang profesor biologi tumor otak pediatrik di ICR, mengatakan: “Kami sekarang memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang cara tumor otak DIPG dapat bermutasi, dan bagaimana mereka dapat mengembangkan resistensi terhadap pengobatan dengan satu obat."
"Ini telah memungkinkan kami untuk mengidentifikasi apa yang kami harap bisa menjadi pengobatan kombinasi baru yang sukses untuk penyakit mengerikan ini.”
Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen: Umumnya Stadium Awal Terjadinya Kanker Rongga Mulut Tidak Diketahui
Baca juga: Terlambat Deteksi Kanker Serviks, Waspada Risiko yang Terjadi, Simak Penjelasan Berikut

Dalam penelitian baru, tes laboratorium menemukan kombinasi dua obat kanker yang ada – dasatinib untuk leukemia dan trametinib untuk melanoma – memperlambat pertumbuhan tumor DIPG.
Perawatan ini dikenal sebagai inhibitor MEK.
“Hasil yang menjanjikan ini telah mendorong kami untuk terus menganalisis sampel pasien dan memodelkan respons pengobatan mereka, karena ini menunjukkan betapa spesifiknya beberapa perawatan yang perlu kami kembangkan.”
Prof Kristian Helin, kepala eksekutif ICR, mengatakan: “Kemampuan kanker untuk berkembang menjadi resisten terhadap pengobatan adalah salah satu tantangan terbesar yang kami hadapi dalam menciptakan kanker target yang efektif."
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)