Breaking News:

Waspada Pendarahan Otak yang Jarang Disadari Penyebabnya, Simak Ulasan dr. Felix Adrian

Pendarahan otak menyebabkan jaringan pada otak iritasi dan mengalami pembengkakan. Darah akan menggenang dan mengalami penggumpalan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
kompas.com
ilustrasi seseornag yang mengalami pendarahan otak 

TRIBUNHEALTH.COM - Pendarahan otak merupakan kondisi medis yang dikenal sebagai pendarahan intrakranial.

Darah yang bocor dari pendarahan dapat menyebabkan kompresi.

Sehingga darah yang kaya akan oksigen tidak dapat mengalir ke jaringan otak.

Kurangnya oksigen pada otak dapat menyebabkan pembengkakan atau Endema serebral, yang jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.

Pendarahan otak bisa diakibatkan oleh beberapa sebab, diantaranya:

- Trauma atau cedera kepara

- Aneurisma serebral atau tonjolan diarteri otak

ilustrasi seseornag yang mengalami pendarahan otak
ilustrasi seseornag yang mengalami pendarahan otak (kompas.com)

Baca juga: drg. Anastasia: Invisalign Tidak Bisa Digunakan pada Kasus yang Relatif Berat

- Tekanan darah tinggi

- Kelainan pembuluh darah

- Penyakit hati

2 dari 4 halaman

- Tumor otak

dr. Felix mengatakan bahwa per tahun 2013 definisi dari stroke adalah suatu kelainan pada otak medula spinalis pada retina yang disebabkan oleh kelainan faskular, kelainan pembuluh darah yang bertahan lebih dari 24 jam.

Tipe dari stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke perdarahan dan stroke sumbatan.

Faktor resiko dari stroke dibagi menjadi dua, ada yang bisa dimodifikasi dan ada yang tidak bisa dimodifikasi.

Baca juga: Hal yang Wajib Diperhatikan Orangtua ketika Anak Mulai Pembelajaran Tatap Muka

Faktor resiko yang bisa dimodifikasi sebenarnya ada 4, yaitu:

- Usia

Usia di atas 55 tahun, pada penelitian resiko mengalami stroke menjadi lebih tinggi.

- Gender

Laki-laki dikatakan memiliki resiko lebih tinggi mengalami stroke dibandingkan dengan perempuan.

- Genetik (faktor keturunan dari orangtua)

3 dari 4 halaman

- Ras atau etnis tertentu

Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi sebenarnya banyak sekali, yang paling sering adalah hipertensi.

Baca juga: Bagaimana Cara Membersihkan Invisalign yang Tepat? Berikut Penjelasan drg. Anastasia

Selain stroke dengan faktor resiko hipertensi, kerap ditemui juga faktor resiko kolesterol tinggi, penyakit jantung, kadar asam urat tinggi, termasuk life style, merokok dan pola makan yang tidak sehat.

Life style sangat berpengaruh terhadap faktor resiko terjadinya stroke.

Pada pasien stroke semua kejadian tersebut terjadi secara mendadak.

Mungkin sebelum terjadi stoke tidak mengalami kejadian penyakit serius atau diketahui oleh pasien.

Pada stroke perdarahan tiba-tiba pasien mengalami sakit kepala hebat, muntah nyemprot (tidak didahului oleh mual, dan tiba-tiba muntah).

Baca juga: Cegah Malingering Sejak Dini, Psikolog Klinis Jelaskan Cara yang Bisa Dilakukan Orang Tua

dr. Felix menyampaikan bahwa sebelum mengalami muntah nyemprot, seseorang tersebut mengalami penurunan kesadaran.

Apabila pasien masih sadar dengan baik, biasanya bibir mengalami kemiringan atau ketika berbicara suara menjadi pelo.

dr. Felix menagtakan bahwa hal tersebut menjadi karakteristik apabila terkena stroke.

4 dari 4 halaman

Pencegahan dari penyakit stroke ini yang paling penting sebaiknya harus menjalankan pola hidup yang sehat.

Selain pola hidup yang sehat, perlu untuk memperhatikan pola makan dan juga olahraga yang teratur.

dr. Felix menyampaikan bahwa rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kemenkes mengatakan wajib melakukan olahraga 5 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Felix Adrian, Sp.N. Seorang dokter spesialis neurologi. Senin (4/10/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPendarahan OtakStrokedr Felix Adrian Fahmi Bo
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved