TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit batu saluran kemih bukan merupakan penyakit baru di masyarakat.
Kondisi ini tidak sedikit dialami oleh kalangan masyarakat tertentu.
Diketahui salah satu faktor risiko penyebab terjadinya penyakit ini adalah kekurangan cairan.
Apakah yang dimaksud hanya air putih saja atau kekurangan cairan yang lain?
Baca juga: Siapa yang Paling Rentan Mengalami Radang Usus Buntu? Begini Kata dr. Andreas Cahyo Nugroho, Sp.B
Simak penjelasan dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp. U dibawah ini.
Rizki lahir di Pekanbaru, 3 Agustus 1988.
Ia adalah seorang dokter spesialis urologi di Rumah Sakit (RS) Nirmala Suri, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Sebelumnya, ia pernah menjalankan praktek sebagai dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Dumai (2012-2013) dan RS Mitra Paramedika Sleman (2013-2014).
Rizki merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia pada 2011.
Kemudian pada 2014, ia kembali melanjutkan program pendidikan dokter dengan spesialisasi Urologi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca juga: Profil R. Radyan Yaminar, S.Gz., Ahli Gizi Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo
Tanya:
Dokter untuk penyebab batu saluran saluran kemih ini, apakah kekurangan cairan yang dimaksud hanya air putih saja atau ada yang lain dok?
Lala, Solo.
dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp. U Menjawab:
Air putih tadi sebagai pelarutnya, jadi kita harus optimalkan air putih itu.
Bila kita rutin minum kopi, tetap harus kita seimbangkan dengan air putih yang banyak.
Sehingga endapan-endapan yang ada di kopi itu akan lebih encer yang masuk pada tubuh.
Kemudian untuk para pekerja yang lebih banyak aktif di outdoor, bila kekurangan air tubuh akan dehidrasi.
Dehidrasi itu kalau dilihat, kencingnya warnanya pekat kecoklatan.
Baca juga: Dr. Mursyid Bustami, Sp.S Tegaskan Tak Ada Hubungan Antara Stroke Perdarahan dengan Vaksin COVID-19
Itu artinya zat-zat di dalam tubuh dalam kondisi dehidrasi.Jadi disarankan harus minum yang banyak. Sekitar 2,5 liter sampai 3 liter.
Namun itu baru rata-rata umum. Kalau kondisi lain, seperti aktivitas bermain bola, maka memerlukan jumlah cairan yang lebih banyak.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)