TRIBUNHEALTH.COM - Pada kondisi pandemi seperti ini, tingkat masyarakat yang mengalami depresi cukup tinggi.
Pandemi covid-19 membawa banyak perubahan pada masyarakat.
Bahkan dampak menurunnya aktivitas yang cukup signifikan membuat sebagian masyarakat cenderung depresi dikarenakan terlalu lama berada dirumah.
Depresi yang dialami orang dewasa bisanya menurunkan aktivitas.
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang dapat menyebabkan perasaan sedih dan dapat menghilangkan semangat.
Tanda berikutnya adalah berhenti menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari.

Baca juga: drg. Citra, MMRS Jelasan Mengenai Cara Perawatan yang Harus Dilakukan pada Penggunaan Gigi Palsu
Perlu diketahui bahwa depresi bukan suatu hal yang wajar, bahkan depresi dapat dikategorikan dalam gangguan kesehatan jiwa.
Beberapa gejala depresi yang dialami masyarakat pada masa pandemi diantaranya adalah:
- Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
- Kehilangan nafsu makan
- Kurang tertarik dengan kegiatan favorit
- Tidak bersemangat dan kelelahan
- Merasa putus asa dan tidak berdaya
Baca juga: dr. Lusiyanti, M.Med, Sp.KK Sebut Konsumsi Vitamin E dan Omega 3 Bagus untuk Kesehatan Kulit
Terdapat tiga gejala utama untuk pasien depresi, yaitu :
- Sedih berkepanjangan kira-kira sekitar 14 hari
- Kehilangan energi atau semangat
- Kehilangan rasa gembira, dalam bahasa kedokteran disebut dengan Anhedonia
Anhedonia adalah kehilangan menikmati hobby dan kesukaannya karena menjadi tidak nyaman.
Seseorang yang mengalami anhedonia tiba-tiba murung dan menahan diri, gejala tambahannya adalah tidur terganggu, dan seksual terganggu.
Baca juga: Covid-19 Tingkatkan Risiko Komplikasi pada Ibu Hamil, Pakar Imunologi Ingatkan soal Peradangan
Yang paling dikhawatirkan adalah ide-ide bunuh diri bahkan sampai percobaan bunuh diri.
Pada dasarnya bahwa ketika seseorang merasa cemas dan depresi menjadi susah untuk tidur, atau ketika merasa sedih berkepanjangan tidam mampu tidur dalam.
Atau bahkan ketika sudah tidur sebentar lalu terbangun dan tidak bisa tertidur kembali.
Tak hanya kehilangan nafsu makan, terkadang ada seseorang ketika depresi nafsu makan menjadi lebih besar.
Fisik yang terlalu kurus atau terlalu gemuk bisa terkena depresi.
Baca juga: Mengenal Penyakit Usus Buntu yang Perlu Diketahui dari dr. Andreas Cahyo Nugroho Sp.B
Rasa semangat yang hilang, merasa tidak berdaya, merasa tidak berguna lagi didalam hidup sehingga ingin menghilangkan dirinya atau percobaan bunuh diri.
Seseorang yang rentan menglami depresi bisa dikarenakan kekhawatiran akan terkena covid bahkan mungkin bisa terkena covid, dan dikarenakan faktor ekonomi.
Depresi pada dasarnya seseorang yang mengalami pikulan yang tergolong berat dan diluar kemampuan daya tahan dirinya.
Ketika seseorang terpukul dan merasa tidak mampu untuk menghadapi besarnya beban yang dialami, maka akan mulai muncul gejala depresi.
Gejala depresi tersebut barangkali diawali ketika seseorang tersebut terkena covid dan menyangkal atau denial bahwa pemeriksaan tersebut tidaklah benar.
Baca juga: Gusi Bengkak dan Alami Rahang Kaku, Ini Cara Penanganannya menurut drg. Anastasia Ririen
Langkah berikutnya, mungkin mulai marah, lebih menarik diri dan lebih bergeming jika memang benar-benar positif covid-19 merasa bingung harus bagaimana.
Keyika seseorang sudah bisa mulai menerima dan tidak menyangkal lagi, gejala depresi seperti 4L, sedih berkepanjangan dan tidak menikmati hobby mulai muncul.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa. Rabu (3/3/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)