TRIBUNEHALTH.COM - Makan ditempat yang sama dengan penderita tipes tidak dapat menularkan penyakit tipes.
Akan tetapi jika seseorang yang sakit tipes menghidangkan makanan, maka makanan yang dihidangkan bisa menularkan ke orang lain.
Tipes tergolong penyakit yang berbahaya bagi kesehatan.
Terdapat 4 minggu perjalanan penyakit tipes:
Awal terjadinya penyakit tipes ditandai dengan demam.
Pada awalnya demam hanya sore ke malam hari.

Baca juga: Apakah Penggunaan Mouthwash Bisa Menyebabkan Alergi? Simak Penjelasan drg. Anastasia
Kemudian demam bisa terjadi secara terus menerus.
Lewat dari 2 minggu sudah mulai terjadi Komplikasi.
Komplikasi yang terjadi ialah perdarahan hidung, menurunnya kesadaran.
Pada anak yang memiliki riwayat kejang, saat demam tinggi maka anak tersebut bisa kejang.
Olehkarena itu, penyakit tipes bisa sangat berbahaya.
Bahaya dari penyakit tipes bisa mengganggu tumbuh kembang pada anak.
Tipes bisa menyebabkan demam tinggi dan bisa menyebabkan diare.
Baca juga: drg. Anastasia : Disarankan Membuat Obat Kumur Sendiri Menggunakan Bahan Herbal
Apabila demam tinggi, bisa menyebabkan kejang-kejang dan kekurangan cairan.
Begitu pula dengan diare, apabila diare terus menerus dan terjadi kekurangan cairan atau terjadi penurunan kesadaran akibat tipes maka akan berefek jangka panjang.
Mungkin bisa disembuhkan tapi memiliki kecacatan yang akan mengganggu tumbuh kembang anak nantinya.
Tipes memang berbahaya dan bisa mengganggu tumbuh kembang anak kedepannya.
Jika terjadi penurunan kesadaran, maka problem sudah terjadi pada otak.
Baca juga: dr. Lugyanti Jelaskan Cara Tingkatkan Kualitas Darah, Harus Disesuaikan dengan Penyakit Penyerta
Terjadi kejang dalam durasi lama, tentu yang bisa terganggu ke depannya adalah fungsi kognitif.
Fungsi kognitif yakni kecerdasan pada saat sekolah dan akan berpengaruh pada IQ anak.
Koplikasi tipes sangat berbahaya karena bisa mempengaruhi proses mengingat dan berkaitan dengan memori.
Apabila tipes dideteksi dan ditangani lebih awal tentu tidak terjadi komplikasi.
Problem tumbuh kembang anak kedepannya juga tidak akan terjadi.
Ini dikutip dari channel YouTube Tribun Health, dan disampaikan oleh dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu Sp. A. Seorang dokter spesialis anak. Kamis (22/7/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)