TRIBUNHEALTH.COM - Para ahli tengah mengembangkan sepasang obat untuk kanker ovarium, yang diyakini sangat efektif.
Para ahli menyebut hasil uji coba obat ini terbilang fantastis.
Mereka mempresentasikan temuannya dalam kongres European Society for Medical Oncology, dilansir TribunHealth.com dari The Guardian, Minggu (19/9/2021).
Prinsipnya, dua obat ini akan bekerja dengan memblokir sinyal pertumbuhan yang ada pada sel kanker.
Uji coba fase 1, yang dipimpin oleh tim di Institute of Cancer Research (ICR) di London dan Royal Marsden NHS Foundation Trust, menguji obat VS-6766 dan defactinib pada pasien dengan kanker ovarium serosa tingkat rendah.
Para ahli mengatakan jenis kanker ini cenderung berkembang pada usia yang lebih muda.
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Ingatkan Bahaya Gula Rafinasi, Bisa Picu Kegemukan hingga Tingkatkan Risiko Kanker
Baca juga: dr. Tan Shot Yen, M.Hum Sebut Konsumsi Tinggi Garam Sebabkan Kerapuhan Tulang dan Kanker Lambung

Kurang dari 13% pasien yang bisa merespon kemoterapi dan kurang dari 14% merespon terapi hormon.
Namun hasil positif justru didapat obat baru ini.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 24 pasien yang dievaluasi, 46% mengalami penyusutan tumor secara signifikan sebagai respons terhadap pengobatan.
Hasilnya bahkan lebih baik pada pasien dengan mutasi tertentu.
Para peneliti mengatakan ini menunjukkan bahwa profil tumor dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien mana yang paling mungkin mendapat manfaat dari pengobatan baru.
Mereka yang mengambil bagian dalam uji coba berusia antara 31 hingga 75 tahun, hidup rata-rata 23 bulan sebelum kanker mereka berkembang.
“Mengatasi kemampuan kanker untuk mengembangkan resistensi terhadap pengobatan merupakan tantangan besar bagi penelitian kanker,” kata Prof Kristian Helin, kepala eksekutif ICR.
Baca juga: Kanker Payudara Bisa Terjadi pada Pria, Dapat Diatasi dengan Operasi Mastektomi, Apa Itu?
Baca juga: Mengenal Skrining dan Perawatan Kanker Payudara, Bisa Gunakan Kombinasi Berbagai Metode

“Studi ini telah mengubah pemahaman mendalam tentang bagaimana kanker memicu pertumbuhannya dan mengembangkan resistensi menjadi pengobatan yang sangat bertarget untuk pasien yang saat ini memiliki sedikit pilihan pengobatan.”
Dr Susana Banerjee, juga dari ICR dan konsultan onkologi medis dan pemimpin penelitian di unit ginekologi Royal Marsden, mengatakan: “Jika temuan ini dikonfirmasi dalam uji coba yang lebih besar, mereka akan mewakili kemajuan signifikan dalam pengobatan kanker ovarium serosa tingkat rendah. ”
Dia menambahkan: “Saya senang bahwa kombinasi obat ini telah bekerja dengan sangat baik pada sekelompok pasien yang sangat membutuhkan perawatan baru, termasuk mereka yang sebelumnya telah diobati dengan inhibitor MEK."
"Kami sangat berharap ini bisa menjadi standar perawatan bagi wanita dengan kanker ovarium serosa derajat rendah.”
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)