TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit paru obstruktif kronis atau biasa disebut dengan PPOK merupakan peradangan yang terjadi pada paru-paru dan berkembang dalam jangka panjang.
PPOK biasanya ditandai dengan keadaan sulit bernapas, mengalami mengi (bengek) dan bahkan batuk berdahak.
Pada penderita PPOK yang mengalami kambuh dan telah selesai serangan masih tetap sedikit sesak.
Berbeda dengan penderita asma yang setelah kambuh dan diobati maka akan seperti normal kembali.
Baca juga: Berapa Lama Ketahanan Gigi Palsu yang Sering Digunakan? Berikut Penjelasan Dokter
PPOK sering menyerang perokok, dan sering berjalannya waktu penyakit ini akan semakin memburuk bahkan beresiko mengakibatkan penyakit jantung hingga kanker paru-paru.
Pada penyakit PPOK terdapat jenis pemeriksaan spirometri atau pemeriksaan kapasitas paru-paru.
Penderita asma jika tidak dalam serangan, kapasitas paru tergolong normal kecuali dalam serangan maka kapasitas paru akan menurun.
Tetapi pada penderita PPOK perokok, karena asap rokok, gangguan pada saluran napas, iritasi, dan sebagainya maka kapasitas paru atau spirometri menurun.
Tidak bisa normal seperti penderita asma, yang bisa normal kembali.
Baca juga: dr. Saptorini Menyampaikan Beberapa Penyebab Sakit Gigi dan Cara Mengatasinya
Berbeda dengan PPOK, masih merasa sesak meskipun sudah diobati dan sesak akan berkurang.
Jika memgalami PPOK, akan berdampak bahwa akan merasa sesak terus menerus.
Seperti contoh merasa sesak saat menaiki tangga, berbicara terlalu lama mengalami sesak, jadi sudah terbatas dalam hal gerak.
Bisa dicegah agar rasa sesak tidak semakin bertambah.
Penderita PPOK akan dinilai quality of life atau kualitas hidupya untuk mengetahui apakah masih bia berjalan, makan, mandi sendiri.
Pada penderita PPOK yang kambuh jika tidak segera diobati, maka PPOK akan menjadi lebih berat.
Baca juga: drg. Anastasia Sebut Penggunaan Mouthwash Bukan Berarti dapat Mencegah Infeksi Virus Covid-19
Pengobatan pada pasien PPOK bertujuan agar pasien tidak merasa lebih sesak dari sebelumnya yang diakibatkan oleh merokok.
PPOK bersifat irreversible atau tidak bisa normal kembali seperti penyakit asma.
Pada penderita PPOK tidak bisa berolahraga.
Apabila masih tetap merokok, akan menjadi lebih berat.
Nafas pada penderita PPOK hanya bisa sampai 60 dan jika diukur pernapasannya sudah dibawah normal.
Jika tidak menghindari rokok atau masih menjadi perokok pasif, napas pada penderita PPOK akan menjadi lebih berat.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video, bersama dengan dr. Pad Dilangga, Sp.P. Rabu (14/4/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)