TRIBUNHEALTH.COM - Tipes tergolong penyakit yang berbahaya bagi kesehatan.
Tipes bisa terjadi karena mengonsumsi makanan dan minuman yang kurang bersih atau terkontaminasi.
Tidak ada pantangan bagi penderita tipes, tetapi orangtua harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak adalah higienis.
Sebaiknya makanan dibuat sendiri dirumah, karena jelas kebersihannya.
Terdapat 4 minggu perjalanan penyakit tipes:
Awal terjadinya penyakit tipes ditandai dengan demam.
Pada awalnya demam hanya sore ke malam hari.

Baca juga: Pentingnya Mengenal Beberapa Permasalahan yang Menganggu Kesehatan Mulut
Kemudian demam bisa terjadi secara terus menerus.
Lewat dari 2 minggu sudah mulai terjadi Komplikasi.
Komplikasi yang terjadi ialah perdarahan hidung, menurunnya kesadaran.
Pada anak yang memiliki riwayat kejang, saat demam tinggi maka anak tersebut bisa kejang.
Oleh karena itu, penyakit tipes bisa sangat berbahaya.
Bahaya dari penyakit tipes bisa mengganggu tumbuh kembang pada anak.
Tipes bisa menyebabkan demam tinggi dan bisa menyebabkan diare.
Apabila demam tinggi, bisa menyebabkan kejang-kejang dan kekurangan cairan.
Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Mulut Agar Terhindar dari Gangguan Penyakit Mulut
Begitu pula dengan diare, apabila diare terus menerus dan terjadi kekurangan cairan atau terjadi penurunan kesadaran akibat tipes maka akan berefek jangka panjang.
Makanan yang perlu dikurangi untuk penderita tipes adalah serat yang terlalu kasar seperti daging.
Karena sedang terjadi banyak masalah pada pencernaan.
Apabila anak yang jarang BAB, maka akan merasa sulit jika mengonsumsi danging.
Makanan yang dikonsumsi penderita tipes sebaiknya bertektur seperti bubur atau makanan yang mudah dicerna.
Baca juga: dr. Mustopa Sp.PD: Sleep Apnea Disebabkan Karena Otak Tidak Mampu Mengirim Sinyal Secara Sempurna
Riwayat kejang dari orang tua tentu sajaa akan mempengaruhi komplikasi tipes.
Karena kejang adalah suatu hal tidka normal.
Setiap detik yang hilang akibat kejang tentu akan menjadi masalah pada otak.
Apabila memiliki riwayat kejang, dengan panas yang tinggi sesegera mungkin bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Ini dikutip dari channel YouTube Tribun Health, dan disampaikan oleh dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu Sp. A. Seorang dokter spesialis anak. Sabtu (24/7/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)