TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Zulvia Oktaninda Syarif, Sp.KJ berbicara mengenai pentingnya mendukung kesehatan mental remaja.
Langkah tersebut bisa dimulai dari lingkungan keluarga, utamanya adalah orangtua.
"Paling utama dari kelaurga dulu ya," kata dr. Zulvia Oktaninda Syarif, Sp.KJ dikutip TribunHealth.com.
"Kalau tadi kita bicara orangtua, bagaimana orangtua membesarkan anak, remaja, dengan percaya diri," penjelasannya dalam Ayo Sehat Kompas TV, Jumat (13/8/2021).
Dia menyebut, orangtua perlu mengapresiasi hal-hal positif yang ada pada anak.
Baca juga: 11 Tanda Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja, Bisa Terjadi Akibat Body Shaming
Baca juga: Apakah Telekonseling Efektif Mengatasi Gangguan Mental karena Pandemi? Ini Tanggapan Psikolog

Selain itu, anak juga harus dibiarkan belajar untuk menerima kegagalan dan kekecewaan.
dr. Zulvia Oktaninda Syarif, Sp.KJ menjelaskan dua hal tersebut bisa mendorong anak untuk memiliki kepercayaan diri.
"Dan belajar dari kegagalan tersebut. Supaya dia percaya diri nih," tandasnya.
Berikutnya, selain keluarga, masyarakat luas juga perlu peduli dengan isu kesehatan mental.
"Kalau masyarakat secara umum, kita tentunya membuat orang menjadi aware dengan tema-tema seperti ini," paparnya.
Baca juga: Dokter Benarkan Pandemi Covid-19 Picu Kecemasan Berlebih, Bisa Jadi Gangguan Mental?
Baca juga: Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Mental saat Pandemi? Simak Saran Psikolog Berikut Ini
"Bahwa kita tidak mentolerir hal-hal yang sifatnya bullying atau perundungan."
Dengan demikian, semua orang bisa lebih berhati-hati, termasuk dalam melontarkan candaan.
Pasalnya terkadang tanpa disadari candaan tersebut bermuatan body shaming atau bullying.
Padahal, akibat hal ini bisa berdampak serius pada anak.
Hal tersebut akan mempengaruhi body image korban.
Artinya, cara korban melihat bentuk tubuhnya bisa terpengaruh komentar atau body shaming yang dia terima.
Baca juga: Apa Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Meringankan Gangguan Mental? Simak Penjelasan Psikolog Berikut
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental pada Masa Pandemi

Pada akhirnya tindakan speperti itu bisa memicu rasa tidak nyaman pada korban.
Jika tak ditangani, korban bisa merasa cemas untuk berinteraksi dengan orang lain.
dr. Zulvia Oktaninda Syarif, Sp.KJ menyebut bullying dan body shaming hanya sebagai pencetus.
Sementara gejala yang muncul bisa berbeda-beda setiap orang.