TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Andreas Prasadja, paparkan hal sederhana yang bisa dilakukan untuk redakan insomnia.
Penjelasan tersebut dia paparkan ketika menjadi narasumber dalam program Ayo Sehat Kompas TV.
Awalnya, dr. Andreas Prasadja memaparkan mitos mengenai pisang yang dianggap bisa membuat tidur lebih nyaman.
"Mitos. Memang pisang high kalium, bisa membantu orang untuk tidur lebih nyaman. Tapi kalau sudah insomnia, tidak akan membantu," katanya, dikutip TribunHealth.com.
Buatnya, yang terpenting justru adalah hal sederhana, yakni senang-senang.
Baca juga: Insomnia Lebih Banyak Terjadi pada Wanita, Apa Solusi Dokter untuk Mengatasinya?
Baca juga: Dokter Sebut Olahraga sebelum Tidur Bisa Picu Insomnia, Beri Jeda Agar Tetap Bisa Tidur Nyenyak

"Jadi sebenarnya yang diperlukan apa? Senang-senang," ungkapnya.
Dengan demikian, stres atau tekanan menjadi berkurang dan badan lebih rileks.
Jika hal itu sudah terjadi, tidur pun bisa dilakukan dengan nyaman.
"Kalau suka pisang, silakan makan pisang, santai-santai rileks, tidurnya enak," paparnya.
Insomnia bukan penyakit
Dalam kesempatan yang sama, dr. Andreas Prasadja menjelaskan lebih jauh mengenai insomnia.
"Insomnia harus dipahami bahwa, ya semua orang tahu ya, sulit tidur, sulit mempertahankan tidur, bangun-bangun di tengah malam, kalau bangun sulit tidur kembali ya," penjelasan dr. Andreas Prasadja.
Kendati demikian, dia menekankan insomnia adalah sebuah gejala, bukan suatu diagnosis akhir.

Baca juga: Akibat dari Insomnia, saat Bangun Tidur Badan akan Terasa Lelah dan Mengantuk
Baca juga: Jika Sesekali Sulit Tidur, Apa Sudah Bisa Dikatakan sebagai Insomnia?
"Jadi Insomnia itu sama seperti demam. Demam itu kan baru gejala, penyakitnya kan bisa macem-macem."
"Bisa demam berdarah atau demam karena Covid-19. Insomnia pun sama, dia baru gejala."
Meski terlihat sepele, masalah insomnia harus segera diatasi.
Jika jam tidur terus-terusan berkurang, akan rentan menimbulkan penyakit degeneratif seperti jantung dan stroke.
Beberapa kemungkinan berikut bukan tidak mungkin juga bisa terjadi.
- Sistem kekebalan tubuh yang melemah
- Meningkatkan berat badan
- Risiko diabetes meningkat
- Mempengaruhi kesehatan mental
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)