TRIBUNHEALTH.COM - Ultraviolet B memiliki panjang gelombang 290 hingga 315 nm.
Sedangkan ultraviolet A tidak dapat membentuk vitamin D dalam tubuh.
Ultraviolet yang sampai ke bumi adalah ultraviolet A dan B.
Dilansir oleh Tribunhealth.com Founder Vitamin D Society Indonesia, dr. Henry Suhendra, Sp.OT menjelaskannya dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Selama ada sinar matahari, ultraviolet A akan selalu ada.
Baca juga: Menurut Dr. drg. Munawir Usman, Penggunaan Behel yang Tidak Tepat Dapat Menimbulkan Risiko Kesehatan
Ultraviolet A ada sepanjang adanya sinar matahari sejak matahari terbit hingga tenggelam.
Sementara ultraviolet B hanya ada di tengah hari.
Di pagi hari hanya terdapat sedikit ultraviolet B.
Dokter tegaskan jika yang paling efektif berjemur pada jam 11 hingga jam 1 siang.
Dokter anjurkan untuk berjemur pada jam 10 hingga 2 siang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti asal India, selama apapun berjemur, vitamin D dalam tubuh maksimal hanya mencapai angka 40an tidak akan mencapai angka 50.
Kriteria laboratorium yang berlaku di Indonesia adalah 30 sampai 100 sudah cukup.
Dokter tegaskan jangan puas jika sudah mencapai angka 30 hingga 40.
Baca juga: dr. Syahidatul: Pasien Diabetes yang Positif COVID-19 Miliki Risiko Gula Darah Cenderung Meningkat
Karena jika terinfeksi COVID-19 vitamin D dalam tubuh harus berada dipuncak, yakni kisaran angka 80 hingga 100.
Menurut dokter, angka tersebut tidak mungkin hanya dicapai dari aktivitas berjemur dan konsumsi makanan saja.
Makanan hanya menyumbang 15-20% kebutuhan vitamin D setiap harinya.
Sehingga pada akhirnya harus ditambah suplemen.
Penjelasan Founder Vitamin D Society Indonesia, dr. Henry Suhendra, Sp.OT dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health edisi 28 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.