TRIBUNHEALTH.COM - Sekali terkena COVID-19 tidak dapat menjamin seseorang tidak akan terjangkit COVID-19 kembali.
Setelah terjangkit COVID-19 tentunya tubuh akan terbentuk antibodi.
Namun tidak akan selamanya antibodi bertahan di dalam tubuh.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Founder Vitamin D Society Indonesia, dr. Henry Suhendra, Sp.OT dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Sewaktu-waktu antibodi tersebut dapat menurun.
Baca juga: Anjuran Usia Pemasangan Behel Berdasarkan Golden Period Menurut Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP
Begitu menurun, kemungkinan terkena COVID-19 ada lagi.
Agar tidak terjangkit COVID-19 kembali, dokter anjurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Salah satu caranya yaitu meningkatkan vitamin D.
Ada banyak sekali faktor yang memengaruhi.
Untuk mengetahui kadar vitamin D dalam darah dapat dilakukan pemeriksaan laboratorioum.
Untuk mengetahui dosis yang dibutuhkan, tentunya harus mengetahui kadar di dalam darah terlebih dahulu.
Karena setiap orang berbeda-beda.
Dokter tegaskan jika vitamin D tidak sama dengan vitamin lainnya.
Karena berapapun dosis yang dikonsumsi tidak menjamin bahwa dalam darah akan bekerja secara optimal.
Karena akan ada penyerapan di dalam usus.
Baca juga: Ketahui Dua Jenis Behel dan Kegunaannya Menurut Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP
Setiap orang penyerapannya berbeda.
Mayoritas orang hanya ingin melihat dosis akhir.
Sementara dosis hanya cara untuk mencapai hasil akhir.
Hasil akhirnya adalah kita akan memiliki imunitas yang baik jika kandungan vitamin D dalam darah sudah optimal.
Maka dari itu sangat dianjurkan untuk cek darah.
Penjelasan Founder Vitamin D Society Indonesia, dr. Henry Suhendra, Sp.OT dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health edisi 29 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.