TRIBUNHEALTH.COM - Warna gigi kuning pada setiap orang tentunya beragam.
Cara membersihkan gigi disebut mempengaruhi warna pada gigi.
Misalnya, bagaimana cara menggosok gigi, apakah menggunakan bahan sikat yang terlalu kasar sehingga menyebabkan terjadinya pengikisan yang lebih cepat pada area enamel.
Semakin bertambah usia, karena jaringan enamel semakin menipis otomatis bagian-bagian lapisan dalam akan tampak membayang.
Bagi mereka yang merawat gigi dengan baik, faktor makanan memiliki peran.
Pemilihan makanan yang banyak mengandung bahan-bahan abrasif yang mengganggu enamel gigi berpengaruh pada fase perubahan warna gigi.

Baca juga: dr. Ari Ayat Menjelaskan Pembekuan Darah Menstruasi Tidak Ada Hubungannya dengan Konsumsi Soda
Diluar kondisi anomali lain, misalnya gangguan atau karies terjadi pada gigi hingga melibatkan kesehatan jaringan pupla gigi.
Sehingga bisa menimbulkan warna yang lebih gelap pada area dentin.
Termasuk pada kasus-kasus trauma seperti kecelakaan, dimana hingga mempengaruhi persyarafan pembuluh darah lapisan terdalam.
Trauma tersebut bisa berimbas pada perubahan atau tampilan warna gigi menjadi lebih keabu-abuan atau sedikit kemerahan.
Bahkan dalam kondisi sehat tidak ada gangguan pun, akan menjadi semakin kuning.
Terlebih apabila ada gangguan terkait kesehatan, baik olek karies, karang gigi, maupun trauma pada gigi tersebut.
Walaupun usia bertambah, pembersihan karang gigi tetap harus dilakukan.
Baca juga: Dokter Gigi Jelaskan Cara Membersihkan Lidah, Ada Dua Cara yaitu Mekanik dan Kimiawi
Karena kebersihan gigi akan mempengaruhi warna pada gigi.
Pembersihan karang gigi ialah hal wajib bagi segala usia, bukan hanya pada mereka yang sudah dewasa.
Bahkan pada anak-anakpun wajib untuk rutin membersihkan karang gigi.
Bicara soal karang gigi, bukan tentang estetika tetapi soal kesehatan.
Pengaruh karang gigi pada kesehatan gigi termasuk jaringan pendukung gigiyang bisa emnyebabkan kegoyahan pada gigi sehingga akan lepas sendiri.
Pembersihan karang gigi paling lambat dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Beberapa cara untuk mengcover kondisi tersebut, yakni bleaching dan penggunaan veneer.

Baca juga: Sama-sama Mempengaruhi Otot Wajah, Gejala Bells Palsy dan Stroke Terlihat Serupa
Tetapi harus memenuhi persyaratan, khusus untuk bleaching perlu disadari bahwa tindakan bleaching bukan hanya tindakan yang cukup dilakukan sekali.
Tindakan bleaching harus dilanjutkan dengan tindakan floridasi.
Floridasi adalaha aplikasi fluor yang dilakukan rutin oleh dokter gigi.
Tindakan bleaching idealnya hanya dilakukan berulang setelah 2 tahun kemudian.
Itupun dalam setiap 2 tahun setelah dilakukan bleaching tetap harus melakukan upaya penguatan enamel gigi oleh dokter denagn tindakan floridasi.
Ini disampakan pada channel YouTube Tribunnews, bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokte gigi. Jumat (4/12/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)