TRIBUNHEALTH.COM - Telah terdapat beraneka ragam jenis pengobatan yang dianggap mampu menyembuhkan dan meringankan gejala suatu penyakit.
Salah satu pengobatan tersebut ialah kemoterapi.
Jenis pengobatan kemoterapi seringkali diberikan pada penyakit sistemik.
Kanker payudara merupakan salah satunya.
Dikutip TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, Dr. dr. Muh. Irwan Gunawan, SpB(K)Onk. menerangkan pengertian dari pengobatan kemoterapi.
Baca juga: Dokter Sebut Belum Ada Pencegahan Kista Ovarium, Bisa Dideteksi Dini Lewat Pemeriksaan Langsung
Baca juga: Sebelum Membesar, Kista Endometriosis Bisa Diatasi dengan Obat, Dokter Jelaskan Kapan Harus Operasi
Baca juga: Simak Aturan yang Perlu Diketahui Ibu Hamil sebelum Prenatal Yoga, Dokter Beri Saran Ini
Berdasarkan penjelasannya, kemoterapi merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan obat yang sedikit keras kemudian diberikan melalui pembuluh darah.
Pengobatan melalui kemoterapi tidak langsung menunjukkan efeknya.
Irwan berujar, efek tersebut biasanya akan timbul beberapa hari kemudian.
"Efeknya tidak langsung muncul, biasanya sekitar beberapa hari hingga maksimal satu minggu."
"Terkadang sebelum efek muncul, kita antisipasi dengan memberikan antibiotik atau pengobatan," ujar Irwan.

Menurutnya, kebanyakan pasien yang melakukan pengobatan kemoterapi, menunjukkan hasil yang bagus.
Oleh sebab itu ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu berpikir negatif dengan pengobatan kemoterapi.
Pasalnya, kata Irwan, kemoterapi merupakan pengobatan yang paling direkomendasikan dan dianggap efektif dalam menangani penyakit sistemik.
Terlebih, dalam menjalankan pengobatan kemoterapi, terdapat tahapan dan tolak ukur yang perlu diperhatikan.
Dirinya menambahkan, kemoterapi dapat berfungsi meningkatkan imun pasien dan selama pengobatan pasien masih dapat menjalankan aktivitas.

"Pandangan masyrakat terhadap kemoterapi agak menyeramkan."
"Jangan terlalu takut dengan kemoterapi, karna ada tahapannya, dan tolak ukurnya sebelum kemoterapi."
"Kemoterapi ini dapat meningkatkam imunitas dan pasien juga masih tetap menjalankan aktvitas," tandasnya.
Penjelasan Dr. dr. Muh. Irwan Gunawan, SpB(K)Onk. ini dikutip dari tayangan YouTube Tribun Timur, 3 September 2020.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)