TRIBUNHEALTH.COM - Memiliki buah hati merupakan keinginan setiap pasangan yang sudah menikah.
Namun masalah kesuburan (infertilitas) menjadi penyebab utama dalam sulitnya mendapat keturunan.
Tak jarang pasangan sudah mempersiapkan kehamilan dalam waktu yang cukup lama, namun belum juga dikaruniai buah hati.
Pasangan suami istri dikatakan mengalami infertilitas, jika dalam 1 tahun tidak kunjung mendapati kehamilan meski aktif berhubungan seksual tanpa kontrasepsi.
Dikutip dari tayangan YouTube KompasTV dalam program Ayo Sehat bersama dr Dinda Derdameisya, Sabtu (27/3/2021)
Infertilitas terbagi menjadi 2 jenis, yakni:

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Tidak Boleh Mencabut Gigi? Mitos Atau Fakta?
- Infertilitas primer di mana pasangan belum pernah mendapati kehamilan
- Infertilitas sekunder merupakan kondisi yang terjadi pada pasangan yang memiliki buah hati, namun kesulitan untuk mendapatkan buah hati berikutnya.
Penyebab infertilitas pada perempuan:
- Masalah pada serviks atau rahim
- Tuba falopi tersumbat
- Endometriosis
- Faktor ovulasi, seperti gangguan hormonal, kista & polycystic ovary syndrome (PCOS)
Namun infertilitas tidak hanya terjadi pada kaum hawa
Penyebab infertilitas pada laki-laki:

Baca juga: Apakah Ada Cara Mengantisipasi Penyakit Jantung Bawaan Dok?
- Penurunan jumlah sperma
- Pergerakan sperma yang buruk
- Sperma abnormal
- Saluran sperma terhambat
Setelah melahirkan perempuan sangat gampang untuk mengetahui subur atau tidaknya. Bisa dilihat dari siklus menstruasi.
Penting untuk seorang perempuan mencatat siklus menstruasinya.
Dan untuk laki laki jika ingin mengetahui kesuburannya, bagi yang berumur diatas 30 tahun apabila dalam 6 bulan tidak berhasil maka dipriksakan ke dokter.
Cara yang dapat dilakukan untuk menangani infertilitas:
- Diberikan obat bagi polycystic ovarian syndrome (mengecilnya sel telur), dengan tujuan untuk menstabilkan hormon dan membesarkan sel telur.
- Terapi untuk Indometriosis (jaringan dibadan rahim yang bisa menyebar ke seluruh organ genetalia internal atau organ reproduksi perempuan bisa menyebabkan perlengketan) terapinya bisa dengan obat ataupun dengan operasi.
Untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan, lebih baik dikenali dulu masalahnya.
(Tribunhealth.com/Putri Pramesti Anggraini)