TRIBUNHEALTH.COM - Dokter spesialis gizi klinik, dr Diana Suganda, membagikan tips untuk melakukan deteksi dini stunting pada anak.
Hal itu ia sampaikan program Ayo Sehat yang tayang di YouTube Kompas TV pada 26 Maret 2021.
dr Diana mengatakan, cara yang paling tepat adalah dengan rajin kontrol ke dokter.
"Dari lahir, pasti kita kontrol. Nanti ada grow chart-nya. Nanti timbangannya berapa, tinggi badannya berapa, lingkar kepala pun diukur," paparnya.
"Nah apabila masih sesuai dengan kurva berarti anda bagus nih pertumbuhannya, tumbuh kembangnya," tandasnya.
Karenanya, penting bagi orangtua untuk rajin melakukan kontrol tumbuh kembang anaknya.
Baca juga: Cegah Stunting Dimulai dari Masa Kehamilan, Perbanyak Konsumsi Makanan Berprotein
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini Menurut drg Nodika Herda

Dengan demikian, apabila terjadi hal-hal yang tidak ideal maka bisa langsung mendapat tindakan yang tepat.
"Misalnya udah umur segini, ternyata tinggi badannya kurang, atau berat badannya kurang."
"Maka sudah harus dilakukan terapi dong, makannya diatur. Karena sangat berpengaruh dari sisi nutrisinya," papar dr Diana.
dr Diana menjelaskan, ketika terjadi malnutrisi pada anak sangat mungkin berpengaruh pada perkembangan otak.
Pasalnya usia 0-2 tahun adalah usia emas pertumbuhan otak.
Pada jangka panjangnya, hal ini akan berdampak pada kehidupan selanjutnya.
Baca juga: Berapakah Usia Ideal Anak Menjalani Puasa Ramadhan? Simak Ulasan Dokter Berikut Ini
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini Menurut drg Nodika Herda

Anak bisa menjadi kurang fokus dan konsentrasi pada masa sekolah.
Bahkan kecerdasannya bisa di bawah rata-rata.
Kemudian, misalnya ketika anak mengalami kekurangan kalori, maka pertumbuhan fisiknya akan terganggu.
"Mestinya tingginya sekian, akhirnya lebih pendek," katanya.
Dampak jangka pendek:
- Perkembangan otak terganggu
- Kecerdasan berkurang
- Pertumbuhan fisik terganggu
- Metabolisme dalam tubuh mengalami gangguan

Baca juga: Mengenal Third-Hand Smoke, Residu Rokok yang 20 Kali Lebih Berbahaya pada Bayi
Baca juga: Sudah Diberikan MPASI, Sampai Usia Berapa Bayi Masih Perlu ASI? Simak Jawaban Dokter Berikut Ini
Dampak jangka panjang:
- Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar
- Menurunnya kekebalan tubuh dan mudah terserang penyakit
- Berisiko terkena diabetes, obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, bahkan disabilitas pada usia tua.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)