TRIBUNHEALTH.COM - Baby blues ialah suatu kondisi emosional yang bisa dialami ibu baru setelah melahirkan.
Umumnya, baby blues ini berlangsung hingga 2 mingguu pasca melahirkan.
Kendati demikian, perlu dilakukan penanganan jika baby blues tidak kunjung membaik, agar tidak berkembang menjadi depresi.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pandangan psikolog mengenai baby blues, kita bisa bertanya langsung dengan Hafish Mutiara Nisa M.Psi, Psikolog, CHt.
Hafish Mutiara Nisa merupakan psikolog klinis.
Ia berpraktik di Klinik Uatama Kasih Ibu Sehati, Solo.
Baca juga: Bantu Tingkatkan Produksi ASI, Intip 5 Manfaat Kacang Almond untuk Ibu Menyusui
Pertanyaan:
Bu Hafizh bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan syndrom baby blues?
Ansari, di Karanganyar
Hafizh Mutiara Nisa, M.Psi., Psikolog, CHt menjawab:
Baby blues ini sebenarnya tidak termasuk dalam gangguan jiwa yang ada di dalam PPDGJ dan juga DSM 5.
Untuk mendiagnosa sesuatu, acuannya ada di PPDGJ III dan juga DSM 5.
Baby blues itu sendiri adalah suatu perasaan, kondisi perubahan emosional yang terjadi setelah persalinan.
Sebuah riset melaporkan bahwa 50 sampai 70 persen wanita yang melahirkan itu mengalami baby blues.
Baca juga: Produksi ASI Tidak Lancar? Coba 5 Cara Ini agar ASI Lebih Banyak
Biasanya, baby blues terjadi sektar 4 sampai 5 hari dan bertahan sampai 2 minggu. Karena ini adalah suatu proses adaptasi dengan peran baru seorang ibu.
Setelah 2 minggu, biasanya sudah mulai terbiasa.
Profil Hafizh Mutiara Nisa, M.Psi., Psikolog, CHt
Hafizh Mutiara Nisa merupakan psikolog yang aktif mengedukasi tentang kesehatan mental.
Ia mengambikPendidikan Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2013.
Setelah itu, Hafizh melanjutkan pendidikan Magister Psikologi Profesi di universitas yang sama pada tahun 2018.