Pemeriksaan penunjang untuk apendisitis adalah yang paling sering kita lakukan adalah USG.
Atau USG abdomen.
Nah, dari situ mungkin kita bisa menilai dari ketebalannya, kalibernya berapa, ataukah sudah ada cairan di sekitar dari usus buntunya atau tidak.
Baca juga: 7 Tips Cegah Penyakit Saat Kemarau Basah, Kondisi ketika Sering Hujan meski Puncak Musim Kemarau
Setelah itu kita bisa tentukan, oh ini apendisitis, oh ini atau yang lain, penyakit yang lain.
Itu kita tentukan setelah itu.
Tapi, kadang-kadang USG itu tidak bisa melihat secara utuh dari usus buntunya.
Karena kemungkinan letak dari usus buntunya itu dia tidak terlihat atau melipat ataupun masuk ke rongga perut belakang.
Jadinya memang kalau misalnya dari USG tidak terlihat, maka kita perlu tambahkan pemeriksaan lain.
Misalnya yang sudah dilakukan sejak dulu itu adalah appendicogram.
Appendicogram itu istilahnya kita minum zat kontras, kita foto, kita rontgen perut kita setelah minum zat kontras, apakah mengisi atau tidak dari rongga usus buntu itu.
Kemudian memang yang jadi golden standarnya adalah CT scan abdomen.
Itu memang jadi golden standard di seluruh dunia memang CT scan abdomen.
Jadi nanti kelihatan dari situ semuanya.
Nah, tergantung dari fasilitas dan kemampuan dari rumah sakit yang merawat pasien ini.
Karena memang kalau misalnya pasien ini mempunyai keadaan-keadaan yang tidak bisa dilakukan.
Misalnya pasien hamil itu USG bisa, tapi kalau tidak terlihat kemungkinan bukan CT scan, tapi MRI yang lebih aman untuk kehamilannya.
Jadi tidak melakukan pemeriksaan yang mencederai atau berbahaya pada kondisi pasien tertentu.”
Saksikan penjelasan lengkap dr. Riskie Aditya, SpB-KBD dalam Healthy Talk Jangan Anggap Remeh Usus Buntu Waspada Sebelum Terlambat dalam tayangan YouTube berikut ini.
(TribunHealth.com)