Air Kelapa Memang Sehat, tapi Orang dengan 6 Kondisi Ini Perlu Berpikir Dua Kali sebelum Minum

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi potensi buruk air kelapa

TRIBUNHEALTH.COM - Air kelapa memang dikenal sebagai salah satu minuman menyehatkan yang menyediakan elektrolit alami.

Kendati demikian, air kelapa mungkin tidak cocok untuk semua orang.

Kendati tidak serta merta buruk, orang dengan kondisi berikut perlu mempertimbangkan dengan baik sebelum minum air kelapa.

Pasalnya ada potensi efek samping yang mungkin terjadi.

Apa saja?

Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut ini penjelasannya.

ilustrasi seseorang yang mengalami penyakit ginjal (health.kompas.com)

1. Orang dengan penyakit ginjal

Air kelapa kaya akan kalium, yang umumnya bermanfaat.

Tetapi pada penderita penyakit ginjal, ginjal mungkin tidak dapat menyaring kelebihan kalium dengan baik.

Hal ini dapat menyebabkan hiperkalemia (kadar kalium tinggi), yang menyebabkan kelemahan otot, detak jantung tidak teratur, atau bahkan gagal jantung pada kasus yang parah.

Baca juga: Dok, Kandungan Skincare Apa Saja yang Aman untuk Bayi?

2. Orang dengan tekanan darah rendah (hipotensi)

Air kelapa dapat sedikit menurunkan tekanan darah karena kandungan kaliumnya.

Bagi individu yang sudah mengalami hipotensi atau sedang mengonsumsi obat penurun tekanan darah, meminumnya secara teratur dapat menyebabkan pusing, sakit kepala ringan, atau pingsan.

ilustrasi air kelapa yang bagus untuk kesehatan (freepik)

3. Orang yang persiapan operasi

Karena air kelapa memengaruhi tekanan darah dan keseimbangan elektrolit, air kelapa dapat mengganggu anestesi atau pemulihan.

Dokter sering menyarankan untuk menghindari air kelapa (dan minuman serupa) beberapa hari sebelum operasi untuk meminimalkan risiko.

Baca juga: 7 Alasan Harus Minum Air Kelapa di Pagi Hari Saat Perut Kosong, Kelola Gula Darah hingga Berat Badan

4. Penderita diabetes

Meskipun alami, air kelapa tetap mengandung gula (sekitar 6–9 g per cangkir).

Mengonsumsinya dalam jumlah besar dapat menyebabkan lonjakan gula darah, sehingga berisiko bagi penderita diabetes atau resistensi insulin.

Jika dirasa ingin, konsumsilah dalam jumlah sedang dan sebagai bagian dari diet terkontrol.

Halaman
12