Olahraga adalah salah satu kebiasaan gaya hidup paling sehat, tetapi jika dilakukan berlebihan dapat menyebabkan peningkatkan kortisol.
Sebaiknya hindari kardio berlebihan dan latihan berlebihan.
Namun, Anda tetap dapat melanjutkan latihan intensitas tinggi, asalkan mendapatkan bahan bakar yang cukup dan meluangkan waktu untuk istirahat dan memulihkan diri setelahnya.
"Orang-orang sering menghindari latihan intensitas tinggi karena takut lonjakan kortisol, tetapi ketakutan itu berlebihan," kata Aronson.
Penelitian menunjukkan, kelebihan kortisol hanya dilepaskan selama atau setelah latihan intens jika Anda melampaui ambang batas tertentu.
Meskipun demikian, ia mencatat bahwa itu adalah respons jangka pendek yang sebenarnya membantu meningkatkan energi dan pemulihan.
Baca juga: 9 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Dapat Menyebabkan Hipertensi
4. Peradangan
Peradangan adalah pemicu tersembunyi dari tingginya kortisol.
Beberapa penyebab umum peradangan yang dapat menyebabkan peningkatkan kortisol antara lain adalah stres emosional dan konsumsi gula berlebih.
"Stres emosional berdampak langsung pada kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol, dan juga dapat menyebabkan peradangan, yang menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan kortisol," jelas Evans.
Selain itu, makanan tinggi gula berkontribusi terhadap peradangan pada sel-sel yang memetabolisme gula dengan cepat.
Saat tubuh berusaha menangkal peradangan yang dihasilkan, hal ini menyebabkan peningkatkan kortisol, yang menyebabkan penyimpanan lemak lebih banyak.
Baca juga: 9 Alasan Matcha Bagus Dikonsumsi Tiap Hari, Kaya Antioksidan yang Bagus untuk Jantung hingga Kulit
5. Kecemasan
Disfungsi pada korteks prefrontal yang mengatur respons stres, dapat meningkatkan kortisol, yang dapat meningkatkan risiko timbulnya kondisi kesehatan mental seperti kecemasan.
Kecemasan menyebabkan kekhawatiran berlebihan, pikiran negatif, dan kekhawatiran tentang potensi ancaman.
Jika kecemasan menyebabkan gangguan atau tekanan dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari bantuan seperti profesional kesehatan mental.
6. Kebiasaan terlambat
Stresor yang dapat dihindari seperti tidak memberi diri cukup waktu untuk bersiap-siap di pagi hari atau selalu terlambat ke kantor dapat mengakibatkan mode fight-or-flight yang terus-menerus.
Hipotalamus (area otak yang melepaskan hormon kortisol) tidak dapat membedakan antara terlambat dan situasi yang benar-benar mengancam jiwa.
Untuk melawan stres yang dapat dihindari, penting untuk memperlambat, memberi diri waktu ekstra, dan mempersiapkan hari lebih awal.