TRIBUNHEALTH.COM - Setiap orang tua memiliki cara mengasuh anak yang berbeda-beda, baik karena sudah terprogram dengan baik maupun tanpa disadari menerapkan gaya tersebut.
Beragam cara orang tua dalam mengasuh anak dikenal sebagai gaya pengasuhan atau gaya parenting.
Konselor Unit Layanan Psikologi dan Bimbingan Konseling (ULPBK) Sekolah Islam Al Azhar Pekalongan, Adibah Aqilah, S.Psi, berbicara mengenai hal ini saat menjadi narasumber Momspiration “Menghadapi Tantangan Pengasuhan”, yang tayang di YouTube Tribunnews dan TribunHealth pada Senin (14/7/2025) pukul 10.00 WIB.
“Gaya pengasuhan itu berarti ada tipe atau macam-macam pengasuhan yang biasanya diterapkan oleh orang-orang secara umum,” katanya.
Adibah menjelaskan ada empat gaya utama dalam mengasuh anak, yakni otoritatif, otoriter, permisif, dan abai.
Berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Otoritatif atau demokratis
Gaya pengasuhan pertama adalah gaya otoritatif atau yang juga dikenal sebagai gaya demokratis.
Tipe pendekatan ini dikenal sebagai pola asuh yang paling ideal untuk diterapkan kepada anak.
“Pola asuh ini tuh biasanya kehangatannya tuh tinggi nih. Terus kontrolnya tuh juga bisa diterapkan secara umum. Jadi di mana orang tua itu bersikap tegas tapi tetap dukung gitu. Tetap memberikan ruang dialog atau diskusi kepada anak,” penjelasan Adibah.
Baca juga: Stimulasi Bayi Agar Bisa Duduk Tanpa Bantuan, Lakukan 5 Cara Ini Moms
2. Pola asuh otoriter
Gaya pengasuhan yang kedua adalah otoriter.
Dalam pendekatan ini, orang tua menerapkan kontrol yang lebih besar ke anak.
Namun, gaya otoriter juga menimbulkan rendahnya kehangatan antara orang tua dan si kecil.
“Jadi tipe ini tuh menuntut disiplin yang ketat tapi tidak membuka ruang diskusi. Kayak yaudah aturannya A anak harus ikut A, gitu.”
3. Pola asuh permisif
Gaya pengasuhan permisif cenderung memiliki kontrol yang rendah dan menciptakan kehangatan yang tinggi dalam hubungan orang tua dan anak.
Kendati demikian, anak bisa menjadi terlalu bebas karena serba dibolehkan.
“Ada juga pola asuh yang permisif. Ini tuh yang cenderung memanjakan.”
“Jadi anak tuh ya terlalu bebas. Akhirnya batasannya juga kurang. Akhirnya ya jadi cenderung manja gitu,” Adiba melanjutkan penjelasannya.
Baca juga: Dampak Negatif Penggunaan Gadget Bagi Perkembangan Anak, Salah Satunya Terlambat Berbicara