TRIBUNHEALTH.COM - RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo kembali menegaskan komitmennya dalam penguatan tata kelola rumah sakit dan sinergi lintas sektor melalui kegiatan Forum Konsultasi Publik (FKP) yang digelar pada Kamis (10/7/ 2025) di Aula Serbaguna Lantai 4.
FKP kali ini mengangkat tema Penguatan Tata Kelola dan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Perencanaan Strategis Pelayanan Rumah Sakit.
Direktur RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo, dr. Hasti Wulandari, M.K.M, disampaikan beberapa capaian kinerja rumah sakit selama semester I tahun 2025.
Kunjungan rawat jalan tertinggi tercatat pada bulan Januari 2025 dengan jumlah 13.240 pasien, sedangkan kunjungan terendah terjadi pada April 2025 sebanyak 11.103 pasien.
Untuk layanan rawat inap, kunjungan tertinggi juga terjadi di bulan Januari sebanyak 1.658 pasien, dan yang terendah pada bulan Juni dengan jumlah 1.402 pasien.
Baca juga: Dok, Bagaimana Cara Merawat Kulit Bayi yang Sensitif agar Terhindar dari Iritasi?
Hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) semester I menunjukkan angka 3,61 dengan kategori A (Sangat Baik).
Capaian ini menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang terus meningkat.
Dalam upaya memberikan pelayanan yang lebih lengkap dan berkualitas, RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo kini menyediakan layanan endoskopi di Poliklinik Penyakit Dalam. Selain itu, rumah sakit juga terus mendorong inovasi pelayanan, antara lain:
Melu Mas Kusumo (Melayani Lebih Unggul dengan Sistem Informasi Komunikasi Rumah Sakit Mobile)
Senandung (Senam Sehat Ibu Mengandung) setiap pukul 11.00 WIB
Tandu Kasih, program perawatan terpadu untuk bayi kecil berbasis ASI eksklusif
Lebih jauh, rumah sakit telah menyusun rencana strategis jangka menengah lima tahun ke depan dengan fokus pada peningkatan sarana dan layanan, antara lain:
- Pengembangan Poliklinik Tumbuh Kembang
- Pembangunan Poliklinik Hypnotherapy
- Pengembangan Kantin Sehat
- Perbaikan saluran drainase
- Pembangunan Gedung Perkantoran Terintegrasi
- Pengembangan gedung pelayanan dan penunjang
- Perluasan lahan rumah sakit
- Pengembangan ruang Medical Check Up
- Penambahan Poliklinik VIP
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Dwi Saiful Noor Hidayat, SKM, MM, turut memaparkan kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Semarang. Usia harapan hidup meningkat dari 75,95 tahun (2023) menjadi 76,15 tahun (2024), mencerminkan perbaikan kualitas hidup masyarakat.
Namun, beberapa indikator juga menunjukkan tantangan serius, khususnya dalam kesehatan ibu dan anak.
Tahun 2024, terdapat 17 kasus kematian ibu — naik tajam dari 7 kasus pada tahun 2023, sebagian besar terjadi di rumah sakit.
Kematian balita pun masih tinggi, yakni 131 kasus pada tahun 2024 (naik dari 130 kasus di tahun sebelumnya).
Di sisi lain, kasus HIV juga mengalami kenaikan dari 122 kasus (2023) menjadi 127 kasus (2024).
Hal ini menandai pentingnya peningkatan pengendalian penyakit, termasuk tuberkulosis dan infeksi menular lainnya.
Meski demikian, ada kemajuan luar biasa dalam penurunan angka stunting, dari 18,8 persen pada tahun 2023 menjadi hanya 4,35% pada 2024.
Prestasi ini menempatkan Kabupaten Semarang sebagai daerah dengan angka stunting terendah kedua se-Jawa Tengah.
Cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga terus meningkat, dari 96% (2023) menjadi 98% (2024), mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam menjamin akses pelayanan kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat.
Baca juga: 8 Manfaat Orangtua Ikut Bermain Bersama Anak, Bantu Perkembangan Mental, Fisik dan Sosial Si Kecil
Isu Strategis Kesehatan Daerah