Baca tanpa iklan
TRIBUNHEALTH.COM - Kehadiran buah hati adalah momen yang sangat dinantikan oleh pasangan suami istri.
Namun, tak jarang proses untuk memiliki anak mengalami hambatan karena berbagai faktor.
Masalah ketidaksuburan kini semakin meningkat, dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang aktif, paparan radiasi dari perangkat nirkabel, serta konsumsi makanan yang tidak sehat.
Berbagai pengobatan alami kini banyak dilirik sebagai solusi untuk meningkatkan kesuburan, salah satunya adalah bee pollen atau serbuk sari lebah.
Bee pollen dikenal kaya akan senyawa bioaktif yang diyakini bisa membantu mengatasi infertilitas, baik pada pria maupun wanita.
Manfaat Bee Pollen untuk Kesuburan Wanita
Baca juga: 7 Buah yang Baik Dikonsumi saat Hamil, Penuhi Kebutuhan Nutrisi Ibu dan Janin
Bee pollen mengandung berbagai zat gizi penting yang dapat menunjang fungsi reproduksi.
Berikut ini beberapa manfaatnya:
1. Kaya Nutrisi Penting
Bee pollen mengandung sekitar 96 jenis nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh, termasuk 40 persen protein yang mudah diserap tanpa perlu dipecah terlebih dahulu.
Selain itu, bee pollen juga mengandung mineral penting seperti zat besi, kalsium, seng, tembaga, magnesium, dan kalium yang sangat dibutuhkan untuk mendukung sistem reproduksi wanita.
2. Meningkatkan Kadar Estrogen
Estrogen adalah hormon utama yang berperan dalam proses ovulasi. Bee pollen dapat membantu meningkatkan kadar estrogen, sehingga mendukung pelepasan sel telur secara optimal.
Semakin baik kualitas dan pelepasan sel telur, maka peluang terjadinya kehamilan juga semakin besar.
Baca juga: 12 Manfaat Buah Naga untuk Ibu Hamil, Bagus untuk Kesehatan Ibu dan Bayi
3. Meningkatkan Imunitas dan Libido
Bee pollen dipercaya dapat meningkatkan energi, daya tahan tubuh, serta libido, semua hal yang mendukung peluang kehamilan.
Kandungan antioksidan, vitamin, enzim, dan asam lemak di dalamnya turut memperkuat sistem kekebalan tubuh dari berbagai infeksi yang bisa memengaruhi kesuburan.
4. Membantu Menyeimbangkan Hormon
Bee pollen juga diyakini membantu mengatur keseimbangan hormon wanita, termasuk pada kondisi seperti PCOS (polycystic ovary syndrome) yang kerap menjadi penyebab infertilitas.
Namun, perlu dicatat bahwa klaim ini masih membutuhkan dukungan lebih banyak bukti ilmiah.