Protein memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otot.
Ini juga menekan rasa lapar.
Menambahkan lebih banyak protein ke dalam makanan anak Anda dapat membantu mengurangi keinginan untuk mengonsumsi junk food berkalori tinggi.
Susu, telur, kecambah, quinoa, kedelai, lentil, biji-bijian, kacang-kacangan, ayam, dan ikan merupakan beberapa sumber protein yang baik.
5. Mulailah lebih awal
Anak-anak harus diajarkan pentingnya makan makanan sehat.
Setiap kali Anda memperkenalkan makanan baru ke dalam menu makanan anak Anda, jelaskan manfaat kesehatannya kepada mereka.
Demikian pula, Anda harus menjelaskan kepada mereka mengapa junk food buruk bagi mereka.
Dampak negatif junk food
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini berbagai efek makan junk food untuk anak.
Kekurangan Nutrisi
Junk food menawarkan sedikit atau bahkan tidak ada nilai gizinya, sehingga menghilangkan vitamin, mineral, dan zat gizi mikro yang penting bagi tubuh.
Orang tua harus memprioritaskan alternatif padat nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang anak secara memadai.
Masalah metabolik
Makanan cepat saji yang diproses secara berlebihan dapat merusak kesehatan metabolisme anak-anak, menyebabkan mereka rentan terhadap resistensi insulin, obesitas, dan diabetes tipe 2.
Dorong pola makan yang kaya akan makanan utuh, tekankan buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan karbohidrat kompleks untuk mengurangi risiko ini.
Baca juga: 6 Nutrisi untuk Tingkatkan Kekebalan Tubuh dan Atasi Rasa Lelah Saat Menjalankan Puasa Ramadan
Penyakit Hati Berlemak
Makanan cepat saji, yang mengandung banyak gula dan lemak, merupakan penyebab utama meningkatnya penyakit hati berlemak non-alkohol pada anak (NAFLD).
Kalori kosong ini membebani proses metabolisme hati, menyebabkan penumpukan lemak dan peradangan.
Orang tua harus mendidik diri sendiri dan anak-anaknya tentang bahaya konsumsi junk food yang berlebihan.