TRIBUNHEALTH.COM - Banyak orang yang mungkin berpikir bahwa penyebab berat badan yang terus naik karena pola makan yang berlebihan.
Selain pola makan yang berlebihan, ternyata diet ekstrem juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Diet ekstrem yang dilakukan saat puasa sedang berlangsung justru dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Baca juga: Bagaimana Cara Menjaga Energi pada Orang yang Menjalankan Diet Kalori Agar Tidak Lelah Saat Puasa?
Oleh karena itu, jika ingin tetap diet saat puasa, sebaiknya diet dengan aturan yang tepat agar hasil maksimal.
Memabahas mengenai diet saat puasa, ada pertanyaan yang diajukan pada Ahli Gizi.
Pertanyaan:
Pak, apakah seseorang yang melakukan diet ekstrem saat puasa dengan melewatkan sahur dan membatasi makannya masih bisa mengalami kenaikan berat badan?
Gina, Semarang.
Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz, Dietisien Menjawab:
Ketika seseorang menjalakan puasa kemudian melakukan diet ekstrem, membatasi makan, dan tidak sahur, ini akan membuat berat badan stuck (tidak naik tidak turun).
Lantas, apakah kondisi ini bisa menyebabkan berat badan naik?
Ini justru bisa berkali-kali lipat naiknya daripada berat badan sebelumnya.
Baca juga: Adakah Jenis Diet Tertentu yang Bisa Dilakukan Saat Puasa? Ahli Gizi Menjawab
Makan hanya satu kali saat buka puasa dan melewatkan sahur memang bisa menurunkan berat badan.
Namun, yang turun bukan lemaknya, tapi justru cairan dan persen sel ototnya yang turun.
Sementara itu, waktu lebaran biasanya mengonsumsi makananya lebih banyak daripada saatu puasa.
Asupan makannya ini akan langsung diubah menjadi lemak, karena ototnya sudah tidak ada.
Jadi yang seharusnya diisi oleh otot, tapi justru diisi oleh lemak.
Sehingga, berat badan tidak turun dan malah berat badannya naik dua kali lipat karena hal ini.
Baca juga: 7 Buah yang Sebaiknya Tidak Dikupas, Kandungan Nutrisi Bisa Terbuang
Kalau hal ini sudah terjadi, untuk menjadi turun lagi akan sangat sulit karena ototnya sudah tidak ada atau sudah hilang banyak.
Padahal otot ini membantu untuk membakar lemak, jadi kalau misalnya ototnya persennya sangat sedikit, pembakaran lemaknya akan susah.