"Ini terjadi karena remaja itu kan udah mulai beli makanan sendiri, jajan di luar atau malah lebih banyak makan di luar dibandingkan di rumah. Jadi bisa terjadi kekurangan zat gizi," sambungnya.
dr. Irene menuturkan, berbicara mengenai anemia defisiensi atau kekurangan zat besi, maka hal ini akibat pola makan yang salah dan kurangnya pengetahuan gizi.
"Kalau kita ngomongin anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi bisa karena zat besinya kurang, pola makan yang salah, atau pun bisa karena kurangnya pengetahuan gizi."
"Remaja itu biasanya, makan yang penting itu kenyang, belum tentu giiznya itu tercukupi," tuturnya.
"Kemudian juga yang sering terjadi adalah sering melewatkan jam makan."
Baca juga: 9 Makanan Bergizi yang Harus Dikonsumsi Ibu Hamil di Trimester Pertama
"Remaja-remaja itu kadang gak merasa lapar. Waktunya sarapan di suruh sarapan gak mau dan milih sering jajan. Gak memikirkan juga yang dimakan ini sebenarnya gizinya ini bagus tidak untuk tubuhnya," katanya.
dr. Irene menegaskan jika remaja rentan anemia akibat infeksi, imunodefisiensi hingga kelainan bawaan.
"Remaja juga rentan terkena anemia karena penyakit akibat infeksi. Bisa juga karena imunodefisiensi yang banyak muncul terjadi pada remaja. Anemia bisa juga karena kelainan bawaan," pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com, bersama dengan dr. Maria Dorothea Irene. Seorang dokter umum RS Brayat Minulya, Surakarta.
Cek berita dan artikel kesehatan lainnya di
(TribunHealth.com)
Baca tanpa iklan