TRIBUNHEALTH.COM - Menyusui atau pemberian ASI merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan oleh seorang ibu terhadap bayinya.
Pemberian ASI atau menyusui ini berfungsi untuk memberikan nutrisi pada bayi, sehingga kekebalan tubuh dapat terbentuk dengan baik.
Manfaat pemberian ASI bagi bayi antara lain mengandung zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, garam, mineral, dan vitamin yang cukup untuk bayi, mengandung zat pelindung terhadap infeksi, hingga melindungi bayi dari berbagai penyakit.
Selain bermanfaat untuk bayi, ibu juga mendapatkan manfaat dari menyusui, seperti menurunkan kecemasan, mood negatif, stres, hingga mengurangi risiko kanker payudara.
Baca juga: Manfaat Psikologis Menyusui untuk Ibu dan Sang Buah Hati, Salah Satunya Hilangkan Stres
Menyusui dipengaruhi oleh beberapa hormon, yang bisa memperlancar ASI atau justru menghambat produksi ASI.
Dilansir dari YouTube Tribun Health, Konselor Laktasi, dr. Pritta Diyanti, CIMI, CBD memberikan penjelasan tentang hormon menyusui.
dr. Pritta menjelaskan, jika berbicara mengenai hormon menyusui, hormon paling berpengaruh adalah prolaktin dan oksitosin.
Prolaktin adalah hormon yang memproduksi ASI, sedangkan oksitosin adalah hormon yang memerah ASI agar ASI keluarnya lebih lancar.
Baca juga: Menyusui dapat Memengaruhi Kesehatan Mental Seorang Ibu, Begini Penjelasannya
Hormon oksitosin juga dikenal dengan hormon kebahagiaan, sehingga ini membuat ibu menyusui bahagia dan membuat produksi ASI akan meningkat.
dr. Pritta menuturkan, ketika ibu dalam keadaan lelah, stres, maka hormon oksitosin ini akan tertekan, yang akhirnya membuat ASI keluar tidak lancar.
"Jika kondisi seperti ini, bisa membuat ibu menyusui tidka percaya diri, emosinya semakin negatif, dan ini juga bisa berhubungan dengan kesehatan mental ibu sendiri," jelas dr. Pritta.
Selain ada hormon prolaktin dan oksitosin, juga ada hormon-hormon lain yang berkaitan dengan menyusui.
Di antaranya adalah hormon kortisol dan hormon insulin.
Baca juga: 6 Cara Agar Tumbuh Kembang Anak Berjalan Optimal Sesuai dengan Usianya, Simak Baik-baik Moms!
Menurut dr. Pritta, hormon kortisol ini akan meningkat kalau seorang ibu dalam keadaan stres.
"Kalau kita lagi keadaan stres, biasanya hormon kortisol ini meningkat," terang dr. Pritta.
"Ketika hormon kortisol ini meningkat terlalu tinggi, ini dapat menekan hormon prolaktin dan oksitosin."
"Jadi kalau stres banget dan ibu tidak mampu mengendalikan stres nya, tentu berhubungan juga dengan pengeluaran produksi ASI, ASI menjadi tidak lancar," jelasnya.
Penjelasan ini disampaikan oleh Konselor Laktasi, dr. Pritta Diyanti, CIMI, CBD dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Cek Berita dan Artikel yang lain di