Mom and Baby

Anak yang Lahir Prematur Berisiko Tinggi Mengalami Stunting, Berikut Penjelasan dr. Hafi

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi anak yang mengalami stunting akibat kelahiran prematur

TRIBUNHEALTH.COM - Kelahiran prematur merupakan suatu kejadian di mana persalinan terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dan ini dapat membawa dampak serius pada kesehatan bayi. 

Kelahiran prematur ini dapat terjadi secara tak terencana, seperti dalam kasus ketuban pecah dini atau infeksi rahim selama kehamilan. 

Namun, dalam beberapa kasus, persalinan prematur dapat direncanakan, terutama dalam kasus preeklamsia.

Baca juga: Apakah Kelahiran Prematur Bisa Berdampak pada Kehidupan Anak? Begini Ulasan dr. Hafi

Meskipun penyebab kelahiran prematur belum sepenuhnya diketahui, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seperti, riwayat kelahiran prematur sebelumnya, kehamilan dengan bayi kembar, atau adanya kelainan pada rahim atau plasenta.

Kelahiran prematur ini bisa menimbulkan dampak yang tidak baik untuk anak, salah satunya bisa menyebabkan terjadinya stunting. 

ilustrasi bayi prematur berisiko tinggi mengalami stunting (health.kompas.com)

Dilansir dari YouTube Tribun Health, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi yaitu dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG.,M.Kes memberikan penjelasan kelahiran prematur yang dapat menyebabkan stunting. 

Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. 

Stunting dapat terjadi saat janin masih dalam kandungan dan baru tambah saat anak berusia 2 tahun. 

Menurut penjelasan dr. Hafi, seorang anak yang lahir secara prematur bisa saja mengalami masalah stunting ini. 

Masalah stunting pada anak ini tidak hanya dilihat setelah anak lahir, tapi juga harus dilihat dari masa kehamilan atau saat janin masih ada di dalam kandungan.

Baca juga: Apakah Pola Makan yang Buruk Saat Hamil Bisa Memicu Kelahiran Prematur? Begini Ulasan dr. Hafi

"Pada masa kehamilan kita bisa melihat apakah bayi yang ada di kandungan ini nantinya akan ke arah stunting atau tidak," terang dr. Hafi.

"Karena kalau kita tidak melihat dari kehamilan, tentunya orang tua bisa kaget saat bayinya lahir nanti, yang ternyata bayinya semakin lama semakin ke arah stunting."

"Jadi memang bisa dideteksi pada waktu pemeriksaan kehamilan atau pada pemeriksaan antenatal care," lanjut dr. Hafi. 

ilustrasi anak yang mengalami stunting akibat kelahiran prematur (tribunnews.com)

Antenatal care merupakan pelayanan pemeriksaan yang ditujukan kepada ibu hamil untuk memastikan bahwa ibu serta janin dalam kondisi sehat selama masa kehamilan. 

Pemeriksaan ini mencakup identifikasi risiko, pencegahan komplikasi kehamilan, serta edukasi dan promosi kesehatan. 

Ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini secara rutin, mengingat pada masa hamilan ibu atau janin rentan terkena beberapa masalah kesehatan, salah satunya stunting pada janin. 

Baca juga: Standar Tinggi Badan Ideal untuk Anak-anak Usia 1-5 Tahun, Mom Wajib Tahu!

"Antenatal care itu sangat penting untuk melihat skrining dan ini sangat berpengaruh pada saat kehamilan," ungkap dr. Hafi.

"1000 hari pertama kehamilan itu sangat penting sekali untuk mencegah terjadinya arah stunting."

"Karena itu penting sekali ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal, pemeriksaan di bidan, atau di puskesmas."

"Jika saat pemeriksaan di bidan atau puskesmas ditemukan ke arah stunting atau kelainan, mungkin bisa dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar atau lebih tinggi, atau mungkin ke ahli fetomaternal," lanjutnya. 

Halaman
12