Hadirkan Teknologi PFA, Heartology Beri Harapan Baru untuk Pasien Fibrilasi Atrium di Indonesia

Penulis: Matheus Elmerio
Editor: Content Writer
Ahli aritmia Heartology Cardiovascular Hospital dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP(K), PhD (kiri) , Dr. dr. Dicky Armein Hanafy Sp.JP(K) (tengah) dan Direktur Heartology Cardiovascular Hospital Dr. dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K) (kanan) dalam acara diskusi bersama media di Heartology Cardiovascular Hospital, Jakarta, Rabu (8/1/2024).

Dengan pengalamannya menangani pasien FA menggunakan teknologi PFA, dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP(K), PhD menjelaskan bahwa teknologi ini tidak hanya lebih aman dibandingkan metode ablasi konvensional, tetapi juga mempercepat waktu prosedur dan pemulihan pasien. 

“Ini berarti pasien dapat kembali menjalani aktivitas mereka dengan lebih cepat dan risiko komplikasi yang lebih rendah,” tutup dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP(K), PhD.

Penerapan PFA mengukuhkan posisi Heartology Cardiovascular Hospital sebagai pelopor dalam pelayanan kardiologi di Indonesia, sekaligus memberikan harapan baru bagi pasien dengan gangguan irama jantung.

Direktur Heartology Cardiovascular Hospital, Dr. dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K), menekankan Heartology terus berkomitmen sebagai rumah sakit yang berfokus pada tatalaksana kardiovaskular, yang selalu mengedepankan inovasi demi menempatkan kenyamanan dan keamanan pasien sebagai prioritas utama.

Kehadiran teknologi PFA di Heartology ini merupakan bentuk komitmen rumah sakit untuk membawa layanan kesehatan jantung di Indonesia ke standar internasional. 

“PFA memiliki keunggulan dibandingkan teknologi ablasi yang sebelumnya dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi, dengan nilai keampuhan pengobatan setara terhadap pasien atrial fibrilasi yang persisten maupun non-persisten,” kata dr. Faris Basalamah.

Ia juga meyakini bahwa keberhasilan ini tidak hanya berlandaskan teknologi, tetapi juga kerja sama tim yang solid antara dokter, tenaga medis, dan seluruh pihak yang terlibat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.

Baca juga: Apa Bahaya dari Aritmia Jantung? Berikut Ulasan dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP