Apakah Benar Bayi yang Sehat Itu Adalah Bayi yang Gemuk dan Aktif Dok? dr. Aisya Menjawab

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi bayi sehat, apakah bayi gemuk dan aktif bergerak adalah bayi yang cenderung sehat?

TRIBUNHEALTH.COM - Memiliki bayi yang bertubuh gemuk atau gendut menjadi keinginan bagi setiap ibu, karena dianggap lucu dan menggemaskan. 

Sedangkan bayi yang kurus kerap dianggap kurang sehat karena selalu dikaitkan dengan gizi buruk atau stunting. 

Membahas mengenai berat badan dan kesehatan bayi, terdapat pertanyaan yang diajukan pada Dokter Spesialis Anak.

Baca juga: Dokter, Apa yang Perlu Diperhatikan dalam Hal Tumbuh Kembang Anak?

Ilustrasi bayi gemuk, apakah bayi gemuk sudah tentu sehat? (freepik.com)

Pertanyaan: 

Dokter, apakah benar bayi yang sehat ini adalah bayi yang gemuk dan juga aktif? 

Erna, Boyolali. 

Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A Menjawab: 

Perlu digeser ya paradigma gemuk itu lucu, gemuk itu sehat, padahal yang namanya gemuk itu identik dengan obesitas. 

Sedangkan obesitas itu adalah gerbang dari segala macam penyakit. 

Obesitas itu adalah sindrom metabolik, bisa menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal, stroke, sakit jantung, dan sebagainya. 

Jangan membuat satu paradigma bahwa gemuk itu lucu. 

Baca juga: Apakah Tumbuh Kembang Anak Satu dengan Anak Lain Itu Bisa Disamakan Dokter?

Memang kalau bayi baru lahir, yang bagus itu montok, tapi montok di sini jika di plot di kurva pertumbuhan masih pada tahap normal. 

Kalau bayi di bawah usia satu tahun gemuk itu masih lucu, tapi kalau anak itu semakin beranjak dewasa, jangan harap dia segemuk dulu. 

Terkadang orang tua bertanya kenapa kok anak saya kurus padahal dulu gemuk. 

Kemudian saya coba plot di kurva pertumbuhan, ternyata anak tersebut normal dari berat badannya, tingginya, semua normal. 

Ini karena memang luas permukaan tubuhnya sudah tidak sama pada saat bayi. 

Bukan hal yang benar ya kalau bayi gemuk itu sehat.

Ilustrasi balita yang aktif bergerak, apakah cenderung sehat? (Pixabay)

Sedangkan untuk aktif, tidak semua anak yang aktif itu sehat.

Contohnya begini, anak yang kurus dia aktifnya bukan main, tapi apakah dia sehat? belum tentu. 

Kalau kita plot di kurva pertumbuhan, ternyata dia berat badannya di bawah garis merah dan bahkan menuju ke gizi buruk. 

Ini jelas memengaruhi kesehatan anak, karena anak yang sehat itu berasal dari nutrisi yang tercukupi, istirahat yang cukup, kemudian imunisasi. 

Gizi buruk itu berarti nutrisinya tidak tercukupi, dia makan ala kadarnya. 

Baca juga: Berapa Lama Idealnya Sikat Gigi Perlu Diganti? drg. Selly Beri Penjelasan

Namanya makan yang bergizi harus sesuai kaidah isi piringku, itu ada karbohidratnya 50 persen, ada protein 15-20 persen, ada lemaknya 20-25 persen, sisanya vitamin dan mineral. 

Vitamin dan mineral ini sebagai pelengkap yang bisa diperoleh dari sayur dan buah. 

Jadi, orang tua harus bisa memenuhi gizi seimbang ini tadi. 

Karena kalau aktif saja, bukan berarti anak itu sehat. 

Dikatakan kategori sehat itu jika anak bagus tumbuh kembangnya. 

Jika anak aktif saja, tapi pertumbuhannya tidak sesuai dengan usianya, itu tidak bisa dikatakan sehat.

Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A (Dok. Pribadi dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A)

Profil Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A

dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, merupakan Dokter Spesialis Anak yang kini berpraktik di RS UNS Sukoharjo dan Balai Kesehatan Masyarakat Ambarawa.

dr. Aisya menyelesaikan pendidikan SMA lewat program akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta.

Tertarik dengan dunia kedokteran, dr. Aisya kemudian menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Di Universitas tersebut, dia menyelesaikan studi dokter umum dan melanjutkan pendidikan spesialis anak.

Selama masa studinya, ia aktif sebagai asisten dosen dan peneliti.

Pengalaman kerja dr. Aisya sangat beragam.

Baca juga: Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS UNS Sukoharjo

dr. Aisya pernah bekerja sebagai dokter internship di RSUD Pandanarang Boyolali dan Puskesmas Boyolali II, kemudian berlanjut sebagai dokter umum di berbagai institusi termasuk Klinik Kimia Farma Adi Sucipto dan RS UNS.

Pada tahun 2023, ia pernah bekerja di RSU Asy Syifa Sambi Boyolali.

dr. Aisya kemudian bergabung dengan RS UNS Sukoharjo sebagai dokter spesialis anak, serta menjadi dosen dan staf pengajar hingga kini.

Selain itu, sekarang ia juga berpraktik di RSU Hidayah Boyolali serta RS Ortopedi Dr. Soeharso Surakarta.

Baca juga: 5 Risiko Tidur Berlebihan atau Terlalu Banyak Tidur, Obesitas hingga Diabetes

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com)