8 Efek Kebanyakan Rebahan Saat Libur Nataru, Bikin Obesitas hingga Rentan Diabetes

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi seseorang yang memiliki kebiasaan rebahan alias mager saat liburan

TRIBUNHEALTH.COM - Libur Natal dan Tahun Baru 2024 menjadi kesempatan untuk istirahat dari rutinitas, entah itu bekerja, kuliah, atau sekolah.

Kendati demikian, perlu dicatat agar tetap tak kebanyakan mager (malas gerak) selama liburan karena bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Sebenarnya tidak masalah untuk bersantai sesekali.

Namun jika mager sudah menjadi gaya hidup sedentary, hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan.

Orang yang banyak mager cenderung lebih berisiko mengalami obesitas hingga terkena diabetes tipe 2.

Melansir The Health Site, berikut ini dampak gaya hidup tidak banyak bergerak alias mager.

Obesitas dan Kenaikan Berat Badan

ilustrasi seseorang yang sedang berusaha mendapatkan berat badan ideal (tribunnews.com)

Dampak pertama akan terlihat pada berat badan Anda. 

Kenaikan berat badan dan obesitas telah menjadi masalah kesehatan utama dan salah satu penyebabnya adalah kurangnya aktivitas fisik. 

Gaya hidup yang kurang aktif dan konsumsi kalori yang berlebihan pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak terkendali yang pada gilirannya akan menimbulkan risiko penyakit lainnya.

Kesehatan Kardiovaskular yang Buruk

Satu-satunya cara untuk menjaga kesehatan kardiovaskular Anda adalah melalui olahraga. 

Tanpa olahraga, Anda hanya akan membuat tubuh Anda menjadi inang bagi berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyumbatan arteri, penambahan berat badan, aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Sembelit atau Konstipasi, Mulai dengan Memperbanyak Serat dan Air Putih

Hilangnya Kepadatan Tulang

Kebiasaan duduk diam akan menyebabkan hilangnya kepadatan tulang. 

Hanya pola makan yang baik dan olahraga teratur yang dapat memastikan tulang dan otot Anda tetap sehat. 

Tanpa keduanya, tulang Anda akan mulai membusuk lebih cepat dan dapat menyebabkan penyakit serta cedera.

Kesehatan Mental yang Buruk

Tetap aktif juga membantu kesehatan mental sedangkan sebaliknya dapat meningkatkan risiko depresi, stres, dan kecemasan. 

Aktivitas rutin telah terbukti meningkatkan produksi hormon bahagia seperti endorfin dan serotonin dan secara umum menjaga keseimbangannya. 

Halaman
12