Berlari, terutama untuk jarak jauh, terkadang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, seperti kram, mual, atau diare, yang dikenal sebagai "running's trots."
Gerakan goncangan saat berlari dapat mengganggu sistem pencernaan, dan aliran darah dialihkan dari perut ke otot, yang menyebabkan gangguan gastrointestinal.
6. Dehidrasi dan kelelahan karena panas
Berlari dalam kondisi panas dan lembap meningkatkan risiko dehidrasi dan kelelahan akibat panas, yang dapat berbahaya dan bahkan mengancam jiwa jika tidak ditangani.
Saat berlari, tubuh kehilangan air dan elektrolit melalui keringat. Jika tidak diisi ulang, hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, yang menyebabkan gejala seperti pusing, kelelahan, dan dalam kasus yang parah, sengatan panas.
7. Masalah pernapasan
Berlari, terutama di lingkungan yang berpolusi atau saat cuaca dingin, dapat memperburuk masalah pernapasan seperti asma atau bronkitis.
Polutan di udara atau udara dingin dapat mengiritasi saluran pernapasan, sehingga lebih sulit bernapas selama dan setelah berlari.
Hal ini dapat menyebabkan mengi, batuk, atau sesak napas.
8. Kekurangan nutrisi
Lari dengan intensitas tinggi memerlukan nutrisi yang tepat untuk mendukung tingkat energi dan pemulihan.
Tanpa asupan makanan yang memadai, pelari berisiko mengalami kekurangan nutrisi.
Lari dengan intensitas tinggi meningkatkan kebutuhan tubuh akan kalori, vitamin, dan mineral.
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi melalui makanan, kekurangan nutrisi seperti zat besi, kalsium, dan vitamin B dapat terjadi, yang menyebabkan kelelahan, anemia, dan tulang melemah.
(TribunHealth.com)