Baca tanpa iklan
TRIBUNHEALTH.COM - Karies gigi merupakan kondisi ketika lapisan struktur gigi mengalami kerusakan secara bertahap.
Kondisi ini terjadi ketika bakteri yang melekat di gigi, terutama Streptococcus mutans, menghasilkan asam dari sisa-sisa makanan seperti karbohidrat.
Asam tersebut bisa merusak jaringan keras gigi, mulai dari lapisan terluar atau enamel gigi, lapisan tengah atau dentin, dan akhirnya merusak akar gigi.
Karies gigi dapat terjadi baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa yang tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik.
Baca juga: 5 Tanda-tanda Awal Karies Gigi yang Jarang Disadari, Waspada jika Sudah Muncul Bercak Berwarna Ini
Sebelum terjadinya karies gigi, pentingnya melakukan suatu pencegahan.
Dilansir dari YouTube Tribun Health, Dokter Gigi, drg. Tiaranita Ramadhani dari RSIS Yarsis Suakarta memberikan penjelasan tentang upaya pencegahan karies gigi.
drg. Tiara memberikan penjelasan mengenai pencegahan terjadinya karies gigi pada anak yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah.
Baca juga: Makanan dan Minuman yang Menyebabkan Terjadinya Karies Gigi pada Anak-anak
1. Membersihkan gigi dan rongga mulut
drg. Tiara imbau orang tua untuk membersihkan gigi dan rongga mulut pada anak minimal 2 kali sehari.
Pertama dilakukan saat pagi hari setelah sarapan dan kedua saat malam hari sebelum tidur.
Gunakan sikat gigi yang khusus anak dan gunakan juga pasta gigi yang berfluoride.
2. Hindari atau kurangi makanan dan minuman tinggi gula
Langkah kedua adalah mengurangi atau menghindari konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula.
Pasalnya terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman manis bisa berdampak buruk pada kesehatan gigi dan kesehatan tubuh.
Baca juga: Dokter, Karies pada Gigi Susu Anak Apakah Akan Mempengaruhi Pertumbuhan Gigi Permanen?
3. Konsultasi dengan dokter gigi
Jika sudah terjadi karies, hendaknya segera ke dokter gigi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
4. Lakukan pemeriksaan gigi 6 bulan sekali
drg. Tiara anjurkan orang tua untuk memeriksakan gigi anak setiap 6 bulan sekali.
Pemeriksaan ini sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi masalah pada gigi dan mulut.
Selain itu juga sebagai upaya pengobatan dini jika ditemui suatu masalah pada gigi dan mulut.