Nodul ialah seperti benjolan-benjolan keras dan dicurigai suatu kanker prostat.
"Biasanya kalau prostatnya BPH saja, konsistensinya kalau dipegang dia agak lunak. Walaupun membesar tapi lunak, kenyal, lunak,"
"Lalu, kalau suatu kanker biasanya dia tidak simetris kanan kiri, terus ada nodul-nodul. Nodul itu kayak benjolan-benjolan yang keras biasanya, itu adalah curigai suatu kanker prostat," tambahnya.
Pemeriksaan penunjangnya ialah USG untuk menilai ukuran prostat berdasarkan ekostruktur bentuknya apakah homogen atau tidak.
Selanjutnya dilakukan cek PSA di laboratorium yang juga dilengkapi urofloemtri untuk menilai pancaran kencing.
"Lalu, bisa juga penunjang lain seperti USG ya, menilai ukuran prostat, kita nilai ekostruktur bentuknya homongen atau tidak homogen,"
Baca juga: 9 Manfaat Ditawarkan Daun Salam Bagi Kesehatan, Bantu Mengurangi Stres dan Kecemasan
"Lalu cek PSA ya, laboratorium. Ada juga kita lengkapi dengan Uroflowmerti untuk menilai pancaran kencing. Jadi, ada grafik, nanti dilihat kencingnya bagaimana pancarannya," ujarnya.
Dokter spesialis urologi di RS Nirmala Suri Sukoharjo dr. Rizki Muhammad Ihsan menyampaikan bahwa pemeriksaan yang lebih advance atau lebih maju ialah MRI untuk menilai jaringan lunak.
Untuk diagnosis pastinya akan diadapatkan sampel dari prostat dan selanjutnya dilihat di mikroskop. sehingga nantinya akan terlihat jenis sel nya apakah BPH atau kanker prostat.
Apabila memang benar kanker prostat, maka akan dinilai juga tingkat keparahannya.
"Lalu pemeriksaan lain yang sudah lebih advance, lebih maju dilakukan pemeriksaan MRI untuk menilai jaringan lunak. Lalu yang goal standart, goal standart itu adalah diagnosis pastinya adalah dengan mendapatkan sampel dari prostat itu dilihat di mikroskop, dilakukan dengan biopsi bisa diambil dnegan jarum kecil untuk mengambil jaringan prostat. Sehingga dilihat di laboratorium, di bawah mikroskop bagaimana jenis sel nya apakah BPH atau suatu kanker prostat,"
"Jika itu kanker prostat, dinilai juga tingkat keparahannya, nanti untuk menentukan terapi lanjutannya." tandas dr. Ihsan.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U. Seorang dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Nirmala Suri, Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)