"Itu kalau melahirkan kan mengejan, organ dasar panggulnya melar atau kendor gitu. Apalagi dia melahirkan bayi-bayi besar, kemudian persaliannya ngedannya terlalu lama, itu menyebabkan otot dasar panggulnya rusak," ujar dr Asih Anggraeni.
Ia menegaskan, sebaiknya wanita menghindari faktor-faktor mengedan lebih dari 2 jam untuk faktor hamil anak pertama.
Namun, bagi wnaita yang sudah pernah hamil lebih dari satu kali (multigravida) maksimal mengedan 1 jam.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi untuk jangka panjangnya.
"Makanya kita kalau bisa menghindari faktor-faktor mengedan sampai lebih dari 2 jam, untuk faktor yang hamil anak pertama ya. Kalau anak multigravida kita sebut, itu 1 jam lah maksimal, karena kita memikirkan untuk jangka panjangnya kan,"
Baca juga: Cara Menggunakan Pala untuk Perawatan Kulit, Solusi Kulit Sehat, Awet Muda dan Bercahaya
Lanjut, kata dr. Asih, turun peranakan biasanya terjadi pada usia-usia tua.
Memang saat ini tidak terlihat, namun faktor paritas sering melahirkan karena selalu mengedan, apalagi bayi tersebut berukuran besar, maka bisa berisiko terjadi kerusakan otot-otot dasar panggul.
"Karena turun peranakan itu baru terjadi biasanya usia-usia tua. Sekarang gak kelihatan, nah dia biasanya faktor paritas sering melahirkan karena selalu mengedan apalagi bayinya besar-besar sampai 4 kg. Bayangkan otot-otor di dasar panggul itu akan rusak," lanjutnya.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Asih menyampaikan bahwa faktor pengguntingan atau episotomi untuk jalan lahir bayi juga bisa menyebabkan kerusakan pada otot-otot dasar panggul.
"Kemudian ada faktor tindakan pengguntingan, episotomi namanya. Kita menggunting jalan lahirnya supaya bayinya bisa lahir nih, itu juga bisa menyebabkan kerusakan pada otot-ototnya,"
"Kemudian ada kerusakan pada otot panggul." tandas dr. Asih.
Ini disampaikan oleh dr. Asih Anggraeni Sp.OG(K). Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi) dari RS Nirmala Suri Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)