Kebiasaan atau Faktor Risiko Lain yang Memicu Turun Berok, Dokter Jelaskan Ini

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seorang wanita yang mengalami turun peranakan atau turun berok

Jika benjolan rersebut sudah keluar semua, mungkin pasien akan merasakan ada sesuatu yang bisa dipegang, yakni rahim keluar. 

Tentunya keluhan pada kondisi ini tidak menimbulkan nyeri. 

"Kalau benjolannya sudah keluar semua mungkin merasa ya ada sesuatu yang benar-benar bisa dia pegang gitu, rahimnya keluar. Karena memang keluhannya tidak akan nyeri," sambungnya. 

Ilustrasi turun peranakan (jateng.tribunnews.com)

Baca juga: Cara Mengurangi Stres dalam 5 Menit, Pikiran Kembali Tenang

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Asih menyebut jika biasanya pasien yang mengalami turun peranakan adalah nenek-nenek. 

Hal ini mungkin dikarenakan faktor malu atau takut ke rumah sakit. 

Yang dipikirkan oleh pasien jika mengalami turun peranakan ialah dilakukan tindakan operasi. 

Padahal, kata dr. Asih tidak semua penanganan untuk turun peranakan adalah operasi. 

Bisa juga gejala penyerta dari turun peranakan ini seperti gangguan berkemih maupun gangguan BAB. 

Baca juga: 4 Obat Alami dan Cara Mencegah Jerawat Kistik, Efektif Atasi Masalah Jerawat

"Kadang orang-orang Indonesia atau orang Jawa nih, biasanya simbah-simbah pasien kita itu kalau yang turun peranakan simbah-simbah, usia tua. Itu mungkin karena faktor malu atau takut ke rumah sakit," 

"Pikirannya yang pertama kalau ada rahimnya turun mau dioperasi, padahal tidak semuanya dioperasi," lanjutnya. 

"Atau mungkin ada gejala penyerta misalnya ada gangguan berkemih, gangguan BAB seperti itu." pungkas dr. Asih. 

Ini disampaikan oleh dr. Asih Anggraeni Sp.OG(K). Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi) dari RS Nirmala Suri Sukoharjo. 

(TribunHealth.com/PP)