TRIBUNHEALTH.COM - Bullying merupakan tindakan yang sangat merugikan bagi korban, terlebih pada anak-anak.
Namun bagaimana jika anak justru menjadi pelaku bullying?
Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Elina Raharisti, S.Psi,. MA. menekankan pentingnya berbicara tanpa menghakimi agar anak sadar bahwa perilakunya salah.
Hal itu dia sampaikan ketika menjadi narasumber Healthy Talk TribunHealth.com.
“Pastikan anak merasa didengar tanpa dihakimi. Pastikan itu,” jelasnya.
Lalu apa yang dimaksud dengan berbicara tanpa menghakimi?
Artinya, berbicara dengan anak harus dilakukan dengan cara yang terbuka dan penuh empati.
Penting untuk memastikan bahwa anak merasa didengar tanpa dihakimi.
Orang tua disarankan untuk mendengarkan anak dengan penuh perhatian, tanpa memotong pembicaraan, hingga anak selesai berbicara.
Kontak mata juga penting, serta ekspresi yang menunjukkan bahwa orang tua menerima dan siap mendengarkan cerita anak tanpa menunjukkan kemarahan.
Hal ini akan membuat anak merasa nyaman untuk bercerita dan lebih terbuka dalam berbicara.
Berikutnya, ikuti langkah berikut untuk membantu anak memahami bahwa perilakunya salah.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua jika Anak Menjadi Pelaku Bullying?
Bantu anak memahami dampak bullying
Selanjutnya, beri pendidikan dan kesadaran tentang dampak buruk dari bullying, baik pada korban maupun pada diri sendiri.
Bantu anak memahami bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima.
Dampingi anak untuk lebih baik
Kemudian, bimbing perubahan perilaku dengan memberikan panduan tentang cara menghentikan perilaku bullying, diskusikan alternatif positif, dan ajarkan cara berinteraksi dengan teman sebaya dengan baik.
Orang tua juga perlu memberikan konsekuensi jika perilaku bullying terus berlanjut, seperti pengawasan lebih ketat, pembatasan aktivitas, atau penarikan hak istimewa sementara.
Kuatkan empati
Mendorong empati juga penting.