Hiperglikemia pada orang yang tidak menderita diabetes disebut hiperglikemia nondiabetik.
Ini mungkin terjadi pada orang yang sakit kritis atau terluka ketika tubuh merespons stres ekstrem dengan perubahan hormonal yang memengaruhi kadar gula darah.
Selain itu, hiperglikemia dapat terjadi pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti kelainan pankreas dan hormonal.
Ini juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu, yang dikenal sebagai diabetes sekunder.
Baca juga: 7 Jamu Indonesia yang Populer, Berkhasiat Lawan Kolesterol hingga Diabetes
3. Penyebab hiperglikemia
Penyebab hiperglikemia pada penderita diabetes antara lain:
- makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh untuk kebutuhan energinya
- tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup
- mengalami stres dalam pekerjaan, kehidupan, dan hubungan, yang dapat melepaskan hormon yang menjaga kadar glukosa tetap tinggi dalam darah
- menderita penyakit, seperti flu, yang dapat memicu stres yang menyebabkan lonjakan gula darah
- melewatkan satu dosis obat diabetes, seperti insulin.
4. Cara menurunkan gula darah tinggi
Seseorang dengan diabetes dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi, mencegah, dan mengobati lonjakan glukosa darah.
Langkah-langkah ini meliputi:
Pemantauan gula darah: Penting bagi penderita diabetes untuk melacak kadar gula darahnya sesuai anjuran dokter. Tes glukosa darah membantu mengetahui hiperglikemia sebelum menjadi masalah.
Olahraga: Aktivitas fisik menggunakan kelebihan glukosa dalam darah. Namun, orang harus menghindari olahraga jika mereka menderita hiperglikemia parah dan menemukan keton dalam urinnya. Olahraga memecah lebih banyak lemak dan dapat mempercepat ketoasidosis.
Perubahan pola makan: Mengontrol porsi makan dan mengurangi ngemil – serta memantau kualitas dan kuantitas karbohidrat – membantu menjaga jumlah glukosa pada tingkat yang dapat ditangani oleh tubuh.
Perubahan pengobatan: Seorang dokter mungkin merekomendasikan perubahan waktu atau jenis pengobatan dan insulin yang dikonsumsi seseorang jika kadar gula darahnya tetap tinggi.
Manajemen stres: Tingkat stres yang tinggi dapat memengaruhi hormon dan kadar gula darah. Penting bagi penderita diabetes untuk menemukan cara mengelola stres, seperti memprioritaskan tidur dan mencoba teknik relaksasi, seperti meditasi.
Mengelola diabetes adalah upaya yang berkelanjutan dan sering kali seumur hidup.
Biasanya, dokter dapat melihat hasil pemantauan mandiri seseorang, mengidentifikasi masalah, dan membantu individu menemukan cara untuk mencegah lonjakan yang parah.
(TribunHealth.com)