TRIBUNHEALTH.COM - Rokok elektronik, juga dikenal sebagai rokok elektrik, pena vape, atau vape, adalah perangkat bertenaga baterai yang memanaskan larutan cair (e-liquid atau jus vape) untuk menghasilkan aerosol, yang kemudian dihirup oleh pengguna.
E-liquid biasanya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya.
Meskipun rokok elektronik sering dipasarkan sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional dan sebagai alat untuk membantu perokok berhenti, namun hal ini bukannya tanpa risiko.
Kebanyakan rokok elektronik mengandung nikotin, yang sangat membuat ketagihan.
Kecanduan nikotin dapat menyebabkan ketergantungan, gejala penarikan diri, dan kesulitan untuk berhenti.
Uap rokok elektrik juga mengandung bahan kimia berbahaya seperti formaldehida, akrolein, dan senyawa organik volatil (VOC), yang diketahui menyebabkan kanker dan masalah kesehatan lainnya.
Melansir NDTV, berikut 10 pengaruh rokok elektronik terhadap kesehatan Anda:
1. Masalah pernafasan
Rokok elektrik dapat menyebabkan gangguan pernafasan, antara lain batuk, mengi, dan sesak napas.
Hal ini disebabkan oleh penghirupan bahan kimia berbahaya yang ada dalam uap rokok elektrik.
2. Kerusakan paru-paru
Penelitian menunjukkan bahwa vaping dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, termasuk perkembangan peradangan paru-paru, penurunan fungsi paru-paru, dan bahkan penyakit paru-paru yang tidak dapat disembuhkan seperti bronchiolitis obliterans, yang juga dikenal sebagai “paru-paru popcorn”.
Baca juga: Dampak Negatif jika Terlalu Sering Jadi Perokok Pasif, Tak Hanya Mengancam Kesehatan Paru-paru Saja
3. Efek kardiovaskular
Vaping dapat menimbulkan efek buruk pada sistem kardiovaskular, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung dan hipertensi.
Bahan kimia yang terdapat dalam uap rokok elektrik dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah.
4. Kecanduan nikotin
Kebanyakan rokok elektronik mengandung nikotin, yang sangat membuat ketagihan.
Kecanduan nikotin dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan, termasuk meningkatnya stres, kecemasan, dan kesulitan untuk berhenti.
5. Perkembangan otak
Penggunaan rokok elektrik pada masa remaja dapat mengganggu perkembangan otak, sehingga berpotensi menyebabkan masalah kognitif dan perilaku jangka panjang.