6 Tips Dokter Spesialis agar Anak Tetap Sehat dan Bugar Saat Belajar Menjalankan Ibadah Puasa

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi anak yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan

TRIBUNHEALTH.COM - Meski belum diwajibkan, anak-anak mulai dikenalkan dengan ibadah puasa Ramadhan.

Kendati terkadang belum sempurna, proses ini diperlukan agar dia terbiasa menjalankan kewajiban.

Terkait hal ini, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar kesehatan anak tetap optimal saat dia belajar berpuasa.

Terkait hal ini, Kompas.tv sempat memberitakan penjelasan Dokter spesialis anak dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fita Wirastuti, pada Ramadhan sebelumnya.

dr. Fita membagikan enam tips untuk orang tua yang mengenalkan puasa Ramadan kepada anak.

Berikut ini uraiannya.

1. Beri jarak waktu makan lebih lama daripada hari-hari biasa

Ilustrasi puasa ramadan, berikut ini tips sehat menjalankan puasa ramadan (freepik.com)

Agar terbiasa menahan rasa lapar, orang tua sebaiknya menambah jarak waktu makan kepada anak.

Langkah ini dapat dimulai sebelum memasuki bulan Ramadan ini.

Orang tua bisa mulai memberi jarak waktu makan lebih panjang daripada hari biasa kepada anak.

Misalnya, orang tua bisa memberi jarak makan anak empat hingga enam jam pada hari biasa.

"Kemudian nanti bertambah lagi jadi 8 jam, kemudian bertambah lagi jadi 10 jam, sampai pada akhirnya dia bisa fase puasa penuh,” kata dokter Fita, Minggu (17/4/2022) dilansir dari laman UGM.

Baca juga: Bagi Penderita Diabetes, 5 Buah Ini Terlarang untuk Sahur dan Buka Puasa, Berefek pada Gula Darah

2. Siapkan makanan kaya nutrisi

Selain porsi, nutrisi merupakan hal yang tidak kalah penting.

Dokter Fita mengatakan, komposisi antara karbohidrat, protein, dan lemak harus seimbang.

Ia menerangkan, gizi dan nutrisi yang seimbang akan membuat anak semakin kuat menjalankan puasa.

3. Jangan suruh anak makan berlebihan saat sahur

ilustrasi makanan yang dianjurkan dikonsumsi saat sahur (kompas.com)

“Kadang-kadang orang tua juga khawatir anaknya lapar, kemudian memaksa anaknya untuk makan lebih banyak pada saat berbuka atau pada saat sahur. Ini justru tidak direkomendasikan karena membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya target dari puasanya jadi tidak tercapai,” tegas dokter Fita.

Dia dengan tegas tidak menyarankan hal ini.

Menurut dr. Fita, puasa hanya menggeser waktu makan.

Halaman
12