Terapi Hormon Testosteron Apakah Cukup Dilakukan Sekali? Ini Tanggapan dr. Binsar

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi suntik testosteron

Sehingga saat dilakukan evaluasi ulang, 6 minggu kemudian yakni dengan pemeriksaan lab, kadar testosteron akan turun dari sebelumnya.

Baca juga: Khasiat Wedang Uwuh untuk Kesehatan, Atasi Kolesterol Tekanan Darah dan Antidiabetes

"Tetapi yang menjadi masalah yang kedua, bisa saja pada waktu penyuntikan, kadar testosteron dia malah turun. Karena apa? Karena tubuhnya itu sangat bermasalah. Sehingga, pada waktu disuntikkan, maka testosteron banyak terpakai," ujarnya.

"Sehingga pada waktu evaluasi ulang 6 minggu kemudian pemeriksaan lab kadar testosteron, maka testosteron dia turun dari sebelumnya," tuturnya.

"Nah ini banyak tidak dimengerti oleh masyarakat. Sehingga akhirnya, bagaimana pemberian yang benar. Kok ini ada yang naik ada yang turun? Testosteron itu hormon anabolik atau hormon pembangun, hormon yang memperbaiki semua fungsi organ. Nah, pada waktu tubuh kita bermasalah, maka dia akan perbaiki dulu tubuh seorang pria," jelas dr. Binsar.

Baca juga: Khasiat Rutin Konsumsi Alpukat, Bagus untuk Penderita Hipertensi dan Diabetes

"Sehingga gak heran, pada waktu 6 minggu sehabis disuntikkan, kita periksa kadar hormonnya ulang, kita periksa di lab, dari darah kan diambil darah vena, itu akan turun. Banyak terdapat seperti ini penyuntikan pertama. Pada saat disuntikkan di penyuntikan pertama, bisa naik bisa turun," ujarnya.

"Lalu setelah penyuntikan kedua, biasanya akan naik semua. Lebih banyak naik karena apa? Karena tubuhnya sudah lebih diperbaiki , sehingga hormonnya bisa disimpan. Istilah saya itu hormon testosteronnya diberikan pada seorang pria itu disimpan, sehingga kadar dalam darah tepinya, darah vena itu lebih meningkat." pungkas dr. Binsar.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga FIAS. Seorang medical sexologist.

(TribunHealth.com/PP)