Trend dan Viral

WASPADA Pandemi Lagi, Setelah China, Belanda Juga Laporkan Lonjakan Kasus Pneumonia pada Anak

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi kasus pneumonia pada anak

Mereka menjelaskan pneumonia pada anak yang melonjak itu disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae, penyakit bakteri umum yang juga dikenal sebagai “pneumonia berjalan”.

Patogen-patogen ini, kata mereka, muncul kembali pada musim dingin pertama pasca-lockdown di Tiongkok sebagai bagian dari tren yang terjadi di negara-negara lain di mana pembatasan pandemi yang ketat menyebabkan melemahnya kekebalan masyarakat.

Namun secara internasional, beberapa pihak menyatakan keraguannya terhadap transparansi Tiongkok, di tengah kekhawatiran bahwa patogen yang tidak diketahui bertanggung jawab atas penyakit ini.

WHO sudah koordinasi

Setelah mengeluarkan sebuah “permintaan resmi” untuk informasi lebih lanjut, WHO mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya mengadakan telekonferensi dengan pejabat dari Pusat Penelitian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok dan Rumah Sakit Anak Beijing.

Data yang diberikan menunjukkan peningkatan kasus pneumonia Mycoplasma pneumoniae sejak Mei, dan RSV, adenovirus, dan virus influenza sejak Oktober.

“Beberapa dari peningkatan ini terjadi lebih awal dibandingkan yang pernah terjadi sebelumnya, namun bukan hal yang tidak terduga mengingat pencabutan pembatasan COVID-19, seperti yang dialami negara-negara lain,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.

“Tidak ada perubahan dalam gambaran penyakit yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan Tiongkok."

''Pihak berwenang Tiongkok menyatakan bahwa belum ada deteksi patogen yang tidak biasa atau baru atau presentasi klinis yang tidak biasa."

“Mereka lebih lanjut menyatakan bahwa peningkatan penyakit pernapasan tidak mengakibatkan jumlah pasien melebihi kapasitas rumah sakit.”

Rumah sakit sampai penuh sesak

Sebelumnya, muncul video bahwa RS China sampai penuh sesak gara-gara penyakit pneumonia ini.

Dalam salah satu video, barisan orang tua yang memegang infus di atas kepala anak-anak mereka terlihat mengular di ruang tunggu di Xi'an, sebuah kota besar di Tiongkok tengah.

Klip lain menunjukkan ratusan orang yang memakai masker mengantrie di luar Rumah Sakit Anak Beijing, sementara satu foto memperingatkan lebih dari 700 orang sudah mengantre untuk menemui dokter.

“Para orang tua yang terkasih, saat ini banyak anak yang menderita,” demikian isi buletin di salah satu rumah sakit daerah.

“Dibutuhkan sekitar 13 jam untuk menunggu pengobatan.”

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)