Trend dan Viral

Bayi di Sumenep Meninggal setelah Diambil Sampel Darah dari Tumit, Keluarga Salahkan Puskesmas

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
warga Desa Tamidung, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menggelar demonstrasi di depan Puskesmas Batang-batang, Selasa (28/11/2023).

Ada penyakit yang berisiko sebabkan kematian

Dihubungi terpisah, Kepala Puskesmas Batang-batang Fatimatul Insaniyah menjelaskan, pihaknya sudah memberikan penjelasan terhadap pihak keluarga terkait prosedur skrining hipotiroid kongenital yang sudah sesuai dengan ketentuan.

Bahkan, tindakan yang diambil tersebut sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 78/2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

"Seluruh tindakan yang kami lakukan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Bidan yang mengambil tindakan juga tergolong bidan senior dan sudah ikut pelatihan khusus," kata dia.

Soal kondisi bayi, Fatimatul sudah mengonfirmasi ke RSI Garam Kalianget, tempat bayi itu dirujuk usai mengalami demam tinggi.

Hasilnya bayi tersebut memiliki gejala penyakit yang dapat berdampak pada kematian.

”Jadi diagnosisnya mengalami pneumonia,” pungkasnya.

Baca juga: Seorang Ibu Melahirkan Darurat di Tengah Tol, Dokter Syok Bayi Tak Bergerak dan Ibu Menutup Mata

Diberitakan sebelumnya, seorang bayi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, berusia lima hari meninggal usai dilakukan pengambilan sampel darah dari tumit.

Pengambilan sampel tersebut dilakukan dalam rangka Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

Awalnya, buah hati dari Aziz dan Rumnaini yang merupakan warga Dusun Mojung, Desa Tamidung, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, itu lahir di Puskesmas Batang-batang, Sumenep, Rabu (15/11/2023).

Saat lahir, kondisi bayi dan sang ibu dalam kondisi sehat.

Pihak puskesmas selanjut memperbolehkan keduanya pulang pada Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.

Namun, pada Sabtu (18/11/2023), buah hati dari Aziz yang merupakan saudara kandung dari Anwar itu diminta kembali ke puskesmas.

Pihak puskesmas akan melakukan pengambilan sampel darah pada bayi tersebut.

Setalah pengambilan sampel darah dari tumit, bayinya langsung demam tinggi disertai sesak napas, bekas pengambilan sampel darah di tumit bayi terlihat hitam pekat.

Demam dan sesak nafas tersebut berlangsung hingga Minggu (19/11/2023).

Atas kejadian itu, keluarga bayi, lanjut Anwar, membawa bayi ke Puskesmas Batang-batang.

Penanganan medis langsung dilakukan. Namun, hingga tiba Senin (20/11/2023), gejala sesak napas belum reda.

Akhirnya, bayi itu dirujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Garam Kalianget. Karena kondisi terus memburuk, RSI Garam Kalianget merekomendasikan agar bayi dirujuk ke RSUD dr Mohammad Zis Sampang.

Dalam perjalanan menuju Sampang itu kemudian meninggal dunia.

Ditayangkan dari Kompas.com

(Kompas.com/Ach Fawaidi, Andi Hartik)