Trend dan Viral

Sosok Anak Pemulung, Alfin Dapat Beasiswa S2, Ibu Menangis Bahagia Diberitahu Saat Cari Rongsok

Penulis: Irmarahmasari
Editor: Irmarahmasari
Sosok Alfin, anak pemulung dapat beasiswa S2

Kisah menyentuh datang dari seorang pelajar bernama Soleh Eko Wibowo.

Siswa SMK di Gunung Kidul ini jadi sorotan setelah kisah hidupnya viral di media sosial.

Kegigihannya di tengah keterbatasan lah yang membuat banyak orang kagum.

Soleh Eko Wibowo bukanlah siswa SMK biasa.

Ia juga bekerja sebagai pemulung demi membiayai kebutuhan sekolah dan menambah uang jajan.

Sepulang sekolah, Soleh tak langsung pulang ke rumah.

Ia menuju ke belakang sekolah untuk mencari barang bekas, seperti botol, dan gelas bekas minuman ringan.

Baca juga: Guru SMA Menghina Siswa karena Anak Petani, Siswa Kesal Mau Memaafkan dengan Syarat Ini

Soleh Eko Wibowo, seorang siswa SMK di Gunung Kidul, kini mendadak jadi sorotan warganet setelah cerita hidupnya viral di media sosial. (surabaya.tribunnews.com)

Baca juga: Dihukum Guru Lari Tanpa Sepatu di Siang Bolong, Nasib Siswa SMP: Kaki Melepuh & Kesulitan Jalan

Satu persatu sampah dia singkirkan untuk mencari barang pilihannya.

Setelah satu kantong besar penuh, dirinya mengambil sepeda berwarna putih pemberian salah seorang guru sekolahnya.

Soleh menempuh perjalanan sekitar 15 km menuju rumahnya.

Dia sempat berhenti untuk mengambil gelas minuman ringan dan dimasukkan ke wadah plastik.

Saat menanjak, Soleh mengayuh sepedanya sambil berdiri agar lebih ringan.

Sejumlah ibu-ibu yang sedang duduk di pinggir jalan sempat menyapa Soleh, saat dia mengayuh sepedanya menuju ke rumah di Padukuhan Jeruklegi, Kalurahan Katongan, Kapanewon Nglipar.

Awal sekolah, dia lakoni dengan berjalan kaki, sejak dua tahun diberi sepeda oleh guru, dan warga.

Baca juga: 3 Fakta Emoji Semangka, Simbol Dukungan untuk Palestina, untuk Hindari Shadow Banned di Media Sosial

"Tidak malu, nanti barang bekas ini dikumpulkan di rumah, lalu setelah banyak dijual. Biasanya dapat antara Rp15.000 sampai Rp 25.000 kadang lebih kadang kurang," ujar dia.

Tak hanya sepulang sekolah, siswa kelas XII Jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran ini menghabiskan waktu libur untuk memulung sampah.

Bahkan sampai ke wilayah Kapanewon Ngawen.

Meski tidak banyak hasil yang didapatkan, hal ini cukup membantu untuk biaya jajan dan kebutuhan sekolah.

Tumbuh dalam keluarga dengan keterbatasan ekonomi tak membuatnya menyerah.

Ibunya bekerja sebagai tukang kebun, serta menjual makanan jika ada pesanan, dan ayah sambungnya buruh bangunan.

Halaman
123