A mengaku depresi karena harus mengasuh tiga balita sekaligus setiap harinya.
"Ibunya cerita bahwa dia mengalami depresi. Dia mengalami stres, mengalami kebingungan pada saat dia harus merawat tiga balita sekaligus," tutur Lia.
Berdasarkan keterangan sang ibu, A melakukan aksinya secara tidak sadar.
Ia menceburkan bayinya yang baru berusia tiga bulan karena waktu itu dirinya tengah merasakan kelelahan yang amat parah.
"Karena dia mengalami kelelahan dan capek, kelelahan mengurus bayinya, jadi saat dia melakukan hal itu, dia dalam kondisi enggak sadar," tutur Lia.
"Kemudian di saat yang bersamaan dia sambil teleponan sama temennya, dia sambil bercanda gitu sama mereka. Pada momen itulah dia menceburkan bayi tersebut," lanjut Lia.
Baca juga: Vaksinasi HPV pada Anak Dapat Menyebabkan Kemandulan, Hoaks atau Fakta?
Tak diketahui keluarga
Di lain sisi, Lia menyebut keluarga besar A tak mengetahui bahwa sang ibu mengalami sindrom baby blues.
Aksi viral itu pun dilakukan tanpa sepengetahuan sang suami.
Dugaan penyiksaan itu terjadi di di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada awal Oktober 2023.
"Suaminya enggak tahu," kata ia Latifah.
Lia mengaku sudah berkomunikasi dengan orang tua pelaku yang sebelumnya juga tidak mengetahui perbuatan kejam putrinya.
"Waktu kami jelaskan sama ibu kandungnya (pelaku) bahwa ini yang sudah dilakukan putrinya, dia kaget dengan kejadian tersebut," ujar dia.
Komnas PA sempat ingin mengamankan bayi tersebut.
Namun, orang tua pelaku menjamin akan menjaga keselamatan anak-anak pelaku. Tiga tersebut akan diambil alih pengasuhannya.
"Nanti ada tetangganya yang biasa mengasuh anak-anak, itu nanti yang akan dimintai tolong untuk menjaga ketiga cucunya tersebut," tambahnya.
Artikel ini diolah dari Kompas.com dari TribunJakarta
(TribunHealth.com)