Apa lagi Irfan memiliki tiga anak yang masih duduk di bangku sekolah.
"Yang pertama, anak saya baru lulus SMK, sedangkan anak kedua itu masih SMP kelas 3, dan anak ketiga baru kelas 6 SD," saat dihubungi pada Kamis (19/10/2023), dikutip dari TribunJakarta.
"Perjalanannya masih panjang, anak kedua dan ketiga pun lulusnya barengan. Anak kedua masuk SMA, anak ketiga masuk SMP," sambung Irfan.
Baca juga: Biar Aman, Pasutri Bawa Pulang Emas 30 Kg dari Tempat Jualan, Nahas Rumah Malah Kemalingan
Meski harus banting setir menjadi tukang pijat, Irfan mengaku anak-anaknya menjadi sumber penyemangatnya mencari nafkah.
"Makanya saya berjuang untuk mereka, kelulusan ini yang butuh biaya banyak," ungkap Irfan.
"Oleh sebab itu, saya semangat untuk anak. Tiap malam saya mesti ke sana untuk mencari uang," tambahnya.
Irfan diketahui tinggal di Jalan Peneleh, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya.
Di sana, dirinya tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.
Untuk menyambung hidup sehari-hari, Irfan dibantu oleh sang istri yang bekerja sebagai admin di sebuah yayasan.
Namun, Irfan menyebut gaji sang istri tidak sampai Rp1 juta per bulannya.
Tak Pasang Tarif Pijat karena Sesuaikan Kemampuan Pelanggan
Irfan mengaku mempelajari teknik memijat dari salah satu rekannya yang juga memiliki keahlian di bidang ini.
Ia sadar bahwa membuka usaha pijat tidak akan selalu mendapatkan banyak pelanggan.
Jika sedang ramai, ia bisa melayani pijat hingga 4 orang dalam sehari.
Pelanggannya terkadang berasal dari tamu-tamu hotel yang tak jauh dari tempat ia biasa mangkal.
Jika jasanya sedang sepi peminat, Irfan mengaku tetap mensyukuri penghasilan yang ia dapatkan.
Baca juga: Pria Bisa Terkena Kanker Payudara, Waspada jika Tiba-tiba Muncul Benjolan atau Ada Perubahan Puting
Adapun, Irfan enggan mematok tarif jasa pijatnya karena ingin menyesuaikan dengan kemampuan pelanggan.
"Kadang pasien-pasien saya bertanya, 'seikhlasnya tuh berapa Pak?' ya saya gambarkan seperti sampean mau ke masjid, lalu mau sedekah, itu kan sesuai dengan hati sampean," ungkap Irfan.
"Memang waktu saya belajar sama guru saya, paman saya itu sudah dipesenin, kalau bisa jangan masang tarif. Saya bilang, memang niat saya gak pasang tarif. Katanya 'oke bagus, silakan' gitu," lanjutnya.
Pernah Dapat Pelanggan Tak Punya Uang